BOLASPORT.COM - Performa Yamaha yang tidak memiliki kemajuan signifikan pada tes pramusim MotoGP Qatar 2024 menghadirkan kecemasan di internal tim, termasuk Fabio Quartararo.
Optimisme Juara Dunia 2021 itu seolah perlahan terkikis setelah Yamaha tak mampu memberikan banyak bukti tentang kemajuang mereka pada tes MotoGP Qatar selama dua hari, 19-20 Februari 2024 di Sirkuit Lusail.
Di sirkuit yang pernah dimenangi Quartararo pada 2021 lalu, Yamaha tidak menunjukkan hasil yang memuaskan sama sekali.
Yang ada malah sepertibentuk kemunduran karena tim-tim kompetitior mengalami kemajuan yang cukup cepat.
Quartararo finis di tempat ke-10 pada hari pertama, lalu di peringkat ke-14 pada hari kedua tes.
Ironisnya, posisi-posisi yang diraih El Diablo itu adalah yang paling bagus dibandingkan pembalap Yamaha lainnya, di mana Alex Rins dan test rider Cal Crutchlow finis lebih pelan.
Gara-gara hasil yang tidak terlalu signifikan ini, pabrikan berlogo garpu tala semakin terlihat ketinggalan bahkan oleh tim KTM dan Aprilia. Dengan Ducati, jangan ditanya, jauh lebih miris jaraknya.
Kekhawatiran pun menyelimuti Quartararo sendiri dan bahkan Direktur Tim Massimo Meregalli.
Masalah Yamaha masih sama, ditekankan pada persoalan grip ban belakang.
Berbagai cara sudah dilakukan, termasuk seperti menguji knalpot baru yang lebih panjang untuk meningkatkan penyaluran tenaga, dengan harapan dapat mengoptimalkan kinerja dengan ban lunak baru selama serangan waktu (time attack). Tapi, hasilnya nihil.
Saat mengejar waktu, M1 Yamaha juga sering lebih dulu mencapai batasnya ketika motor tim lain masih bisa melakukan hal lebih. Ini juga yang membuat Quartararo merasa seakan tak bisa melakukan apa-apa lagi di atas lintasan.
"Cengkeraman ban belakang adalah salah satu masalah utama. Saya berada di belakang Enea Bastianini dalam simulasi sprint dan saya bisa lihat banyak hal yang mereka (Ducati) lakukan jauh lebih baik daripada kami," ujar Quartararo dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Pada saat tertentu, motor kami tidak berfungsi lagi (sudah mentok). Tapi saya yakin kami masih punya ruang untuk berkembang," kata Quartararo berusaha tetap yakin.
"Tapi kami harus menemukan hal-hal yang bisa memberi kami lebih banyak cengkeraman. (Soal knalpot) itu tidak terlalu memberi kami banyak cengkeraman."
"Knalpotnya memiliki beberapa sisi positif dan negatif, tapi saya memutuskan untuk tetap menggunakannya."
Hal-hal semacam ini memang makin lama bisa membuat rasa optimisme Quartararo bisa memudar.
Meski begitu, dia enggan putus asa. Pembalap asal Prancis itu masih percaya pada Yamaha. Hanya saja, tidak untuk 3-4 bulan ke depan.
Menurut Quartararo, sampai pertengahan musim, mungkin Yamaha akan tetap stagnan.
Kehadiran insinyur eks Ducati Massimo Bartolini dan Marco Nicotra juga mungkin baru bisa dirasakan pada paruh kedua. Mungkin.
"Insinyur baru yang datang dari Si Merah memulainya enam minggu lalu. Kami membutuhkan lebih banyak waktu dan kami juga butuh lebih banyak pengujian (tes)," jelas Quartararo.
"Saya pikir, kami perlu 3-4 bulan lagi untuk melihat kemajuan motor kami. Mudah-mudahan itu akan terlihat."
"Saya tetap percaya pada proyek ini. Meski saat ini sangat rumit (situasinya), saya merasa mereka sudah melakukan yang terbaik di Yamaha. Saya tidak memikirkan masa depan saya (pindah atau menetap) dalam 3-4 bulan ini. Saya sedang berpikir untuk meningkatkan motor kami," tutup Quartararo.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar