"Dalam beberapa tahun terakhir, pabrikan Italia telah mengalami kemajuan di area aerodinamika dan elektronik," ujar Crafar membandingkan, dikutip BolaSport.com dari Crash.net.
"Sedangkan pabrikan Jepang juga telah mengambil langkah di elektronik, itu jelas. Baik Honda dan Yamaha juga ada progres, mereka meningkatkan mesin dan banyak di bagian sasis serta knalpot."
"Tetapi, saya yakin mereka masih tertinggal beberapa tahun," ulasnya.
Menurut Crafar, perubahan Honda dan Yamaha tidak akan bisa diraih dengan instan untuk mengejar apa yang telah dilakukan Ducati.
Butuh waktu yang panjang, meskipun kedua tim diketahui sama-sama telah membajak sejumlah insinyur asal Ducati.
Terutama Yamaha yang berhasil menggaet salah satu orang kepercayaan Gigi Dall'Igna, Massimo Bartolini yang kini menjadi Direktur Teknis Yamaha.
Kehadiran mantan insinyur Ducati ke paddock mereka tak serta merta membuat segalanya langsung berubah. Apalagi bekerja di tim yang konservatif juga perlu kesabaran.
"Mungkin butuh waktu berbulan-bulan (ke depan) untuk mengejar ketertinggalan," kata Crafar.
"Mereka tertinggal dalam bidang elektronik. Hal itulah yang menghambat mereka," tandas pria asal Inggris itu.
"(Tapi) itu hanya firasat yang saya dapatkan, dari semua yang saya pelajari, dari apa yang saya lihat di trek dan mendengarkan feedback dari para pembalap."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net, motogp |
Komentar