Masalah mental memang sempat mendera Red Sparks.
Tren buruk 3 kemenangan dalam 12 laga yang dialami di putaran kedua dan ketiga disebabkan oleh kecenderungan pemain Red Sparks untuk melakukan eror demi eror saat tertekan.
Untungnya, badai telah berlalu. Dalam 13 pertandingan yang dijalani sesudahnya dan hingga saat ini, hanya tiga kali Red Sparks dipaksa menyerah oleh lawannya.
"Saya bersyukur bahwa para pemain menunjukkan kemauan mereka di lapangan. Dan itulah yang harus dilakukan oleh seorang pemain," ucap Ko Hee-jin.
"Saya pikir itulah mengapa para pendukung mencintai para pemain dan tim kami."
Adapun dari kubu Pink Spiders, kekalahan dari Red Sparks membuat mereka gagal mengudeta posisi pertama dari Suwon Hyundai E&C Hillstate.
Sama seperti halnya Red Sparks, Pink Spiders didera problem mental.
Dampak besar yang dibawa oleh kapten mereka yakni Kim Yeon-koung nyatanya tidak dapat membawa tim membalikkan keadaan.
"Saya pikir kami kehilangan kontrol pada momen krusial. Setelah bertahan, serangan balik tidak berjalan dengan baik," ucap sang pelatih, Marcello Abbondanza.
"Kami banyak bermain bertahan sehingga mendapat kesempatan, tapi saya pikir saya tidak bagus dalam mengatur aliran bola sehingga penyerang bisa memukulnya dengan baik."
"Kami punya banyak hal untuk disesali. Hal yang paling tidak saya sukai adalah bagian mental. Saat Kim Yeon-koung mencoba memimpin, pemain harus mengikuti."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | thespike.co.kr |
Komentar