"Bukan hanya karena kecepatannya, tetapi juga dari akurasi feedbacknya. Mereka semua terkesan dengan betapa dewasanya dia untuk anak seusianya," tandasnya.
Namun lebih dari itu, ternyata ada yang lebih spesial lagi dalam diri sosok pembalap berjuluk Si Hiu dari Mazarron.
Yang pertama tentang kedewasaan Acosta dalam menyikapi kesulitan dalam masa transisi dan adaptasi ke MotoGP, yang mana hal ini diamati Pol Espargaro.
Sebagai test rider dan tentunya senior di KTM, perhatian Pol tercuri pada cara Acosta membalap dan cepatnya si bocah ajaib itu beradaptasi bahkan ketika kesulitan menghinggapi.
"Perbedaan yang mungkin dirasakan pembalap Moto2 dan MotoGP sangatlah besar. Dia memiliki lebih banyak tenaga yang bisa dia gunakan, ditambah dengan semua gadget (perangkat), dia harus menurunkan motornya (height device) di lintasan lurus," kata Pol dikutip dari Speedweek.
"Kemudian menggunakan rem karbon dan harus menyesuaikan diri dengan elektronik."
"Lalu di hari kedua (tes), dengan ban bekas, dia langsung kembali ke kecepatan di hari sebelumnya.
"Selain itu, banyak pembalap yang belum berpengalaman biasanya merasakan kesulitan untuk mendapatkan waktu putaran (lap time) yang cepat jika menggunakan ban baru, sebab Anda harus mengendarainya dengan cara berbeda dibandingkan dengan ban yang sudah dipakai sebelumnya."
"Tapi tidak dengan Pedro, dia malah langsung bisa menyadari hal ini. Kedewasaan dia sangat mengesankan," tambahnya.
Adapun hal kedua, yakni soal gaya berkendara saat menunggangi motor MotoGP di sirkuit.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar