Yaitu faktor kekuatan mental dan kondisi psikologis yang bisa mudah terbawa suasana dengan berbagai hiruk pikuk fluktuasi prestasi sejumlah wakil Tanah Air belakangan ini.
"Sampai nanti 15 April, turnamen kualifikasi berakhir, kami akan tetap mendukung mereka. (misal) Sebenci-bencinya saya dengan bulu tangkis, dalam arti, (kritikan saya) jangan disalahartikan, mengkritik tapi juga harus ada solusi juga," kata Taufik Hidayat saat ditemui BolaSport.com dalam acara peluncuran Smart Watch X Oppo, Jumat (1/3/2024) lalu.
"Dan satu, apalagi mau Olimpiade, atlet dan pelatih jangan sampai ada yang baper (terbawa perasaan)."
:Saya selalu wanti-wanti kalau memang tidak suka dengan omongan orang di media sosial atau media (berita) ya tidak usah dibaca," tutur Juara Dunia 2005 itu.
"Lebih baik fokus latihan, pertandingan, itu saja. Toh, kami dulu sama saja (tekanannya). Bedanya kalau sekarang, sosial media tambah banyak. Kalau dulu orang mengkritik kan baca koran dulu, beli koran, baru baca lalu mengkritik."
"Tetapi, ya sudah lah, tidak perlu ditanggapi (dengan berlebihan). Saya harap anak-anak di sini seperti itu," ujarnya.
Taufik juga menekankan bahwa menyikapi kritik dari khalayak umum, terutama para penonton maupun pendukung perlu disikapi dengan bijak.
Tak harus murung tapi juga dilihat konteksnya. Mungkin ada kalimat menghina yang keterlaluan.
Namun, Taufik berpesan agar kritik yang bernada menghina seperti itu anggap saja sebagai angin lalu. Ini bagian dari kehidupan atlet dan dari sinilah mental baja bisa terbentuk.
"Sudah lah, orang mau mengkritik seperti apapun, mau menghina bagaimanapun, buktikan dengan prestasi. Itu saja. Harusnya itu jadi motivasi, agar atlet-atlet ini (bisa berkata) 'Ini lo saya tunjukkan kalau saya bisa, saya mampu'."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar