Kemenangan-kemenangan tersebut layak mereka dapatkan setelah berjuang dalam kompetisi di kota Astana yang sedang diliputi cuaca dingin berselimut salju.
Suhu udara mencapai di bawah 0 derajat celcius alias bisa sampai -9 derajat.
"Sungguh pengalaman yang sangat berkesan karena kami bertanding dalam suhu yang sangat dingin di bawah 10 derajat, karena kota Astana sedang diselimuti salju," kata Adyos dikutip BolaSport.com dari siaran pers NPC Indonesia.
"Kami bersyukur pemain dan ofisial bisa menjalankan tugas dengan sangat baik dan berprestasi bagus."
"Semoga hasil ini semakin mendekatkan kami dengan poin yang kami kejar untuk memastikan tiket Paralimpiade Paris 2924," tambahnya.
Adapun dua raihan medali perak lainnya diraih oleh Osrita di tunggal putri kelas 3 dan Adyos/Yayang di ganda putra kelas 8.
Sedangkan tiga perunggu diraih oleh Komet Akbar di tunggal putra kelas 10, Agus Sutanto di tunggal putra Kelas 5 dan Leli Marlina/Osrita di ganda putri kelas 10.
"Alhamdulillah, saya dan Banyu berhasil merebut medali emas di nomor ganda dan saya juga bisa meraih perunggu di single," kata Akbar.
"Semoga hasil bagus ini memacu kami untuk lebih berprestasi lagi."
Di sisi lain, pelatih para-tenis meja Indonesia Bayu Widhie Hapsara sangat mengapresiasi perjuangan anak-anak didiknya dalam bertanding di cuaca ekstrem.
"Saya bangga atas prestasi luar biasa yang diraih atlet para-tenis meja kita yang mampu meraih hasil luar biasa meskipun bermain di kota yang suhunya sangat dingin, serta setiap hari diguyur (hujan) salju," pujinya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | NPC Indonesia |
Komentar