Memang, keluar dari krisis tidak semudah membalikkan tangan.
Bahkan Ducati butuh dua musim untuk konsisten finis tiga besar dan dua musim untuk mencetak kemenangan sejak kedatangan sosok jenius dalam diri General Manager Gigi Dall'Igna.
Hanya saja, bagi Marquez, waktu menjadi pertimbangan besar semenjak dirinya telah berusia 31 tahun. Karier pembalap memang tak sepanjang pabrikannya.
Dalam hal ini, respons lebih positif ditunjukkan rider Repsol Honda saat ini yaitu Joan Mir yang usianya empat tahun lebih muda.
Alih-alih memperhatikan hasil akhir, Mir melihat sisi positif dari bagaimana dirinya bisa mencapai pace yang kompetitif di akhir lomba.
Untuk sementara, bisa bersaing dengan grup pembalap 10 besar sudah membuat Mir puas.
"Di bagian akhir balapan, kami bisa melaju di interval bawah 1 menit 53 detik dan mengejar grup kedua, yang mana itu cukup bagus," ujar Mir, dilansir dari Paddock-GP.
"Saya bisa menyalip dan menyelesaikan lomba dengan feeling yang bagus. Posisi kami bukan yang terbaik tetapi ada hal-hal positif."
Batas kesabaran tak selalu berhubungan dengan usia. Fabio Quarataro yang termuda (24 tahun) menunjukkan ketidaksabaran setelah krisis yang dialaminya selama dua tahun di Yamaha.
Kali ini, Quartararo mengeluhkan degradasi ban yang tinggi. Padahal, kemarin baru sprint yang mana hanya setengah durasi dari lomba grand prix pada Minggu (10/3/2024) malam nanti.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar