Sayangnya, urusan menghentikan reli merupakan wewenang umpire. Sang wasit lapangan tidak menerima protes Gregoria walau mata tunggal putri Indonesia itu sudah berkaca-kaca.
Poin yang diberikan kepada Yamaguchi pun menjadi poin terakhir sehingga Gregoria kalah dengan skor akhir 10-21, 22-20, 18-21.
Sempat menangis terisak-isak di lapangan, Gregoria pada akhirnya tak bisa mengubah hasil akhir dan dia harus rela tersingkir di fase delapan besar.
Laga selanjutnya yang tak kalah dramatis terjadi pada partai tunggal putra, ketika Anthony Sinisuka Ginting menuntaskan comeback terhadap pemain nomor satu, Viktor Axelsen.
Jika laga Gregoria berakhir dengan pilu, laga Anthony Ginting berakhir dengan kemenangan tetapi diwarnai kontroversi dan kemarahan dari sang lawan.
Kejadiannya juga pada pengujung gim ketiga. Di kedudukan 18-18, Ginting mendapat poin 19 lebih dulu setelah menyambar netting Axelsen.
Masalahnya, Axelsen bersikeras bahwa pengembalian Ginting itu karena merasa shuttlecock belum melewati net. Adapun Ginting sebaliknya.
Wasit yang memimpin pertandingan tidak menemukan adanya pelanggaran dari Ginting. Alhasil, poin untuk wakil Merah Putih memimpin lagi di momen krusial.
Emosi coba ditahan oleh Axelsen. Sayangnya, kekalahan dari Ginting membuatnya kesulitan untuk menutupi amarahnya.
Berlanjut ke partai tunggal putra lainnya, Jonatan sukses menyusul pertandingan Ginting dengan memijak semifinal.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar