Ini adalah masalah yang Sen sadari dan ia mengakui bahwa kelelahan juga berperan dalam hal ini.
"Semua pertandingan yang saya jalani sangat panjang dan saya bisa merasakannya dalam pemulihan, dalam persiapan pertandingan keesokan harinya," kata Lakshya di mixed zone BWF dilansir dari Indianexpress.
"Saya memulai dengan sangat lambat pada gim pertama, bahkan memimpin dengan baik dan kemudian tidak mampu memperbaiki ketika berhasil memaksa terjadinya rubber game."
"Saya memenangkan beberapa di antaranya. Namun, saya tahu ada satu hal yang ingin saya tingkatkan, pertandingan dua gim langsung supaya saya sedikit lebih segar."
Dalam kondisi terbaiknya, Sen biasanya memainkan pukulan net yang hanya melewati bagian atas net sehingga menyulitkan lawan untuk melawannya.
Melawan Jonatan yang juga memiliki permainan net yang solid, shuttlecock bergerak beberapa inci lebih tinggi dari yang dia inginkan pada gim pembuka.
Ini memberi kesempatan Jonatan untuk berulang kali menghukumnya dengan pukulan jarak dekat.
"Sampai saat ini, saya cukup kecewa dengan hasilnya. Tetapi secara keseluruhan, cara saya bermain dua pekan terakhir, pastinya saya punya level untuk berada di atas dan menang di turnamen besar," tutur Sen.
Impian untuk menjadi lebih baik dari yang ia capai pada 2022 dan menyamai pencapaian mentornya, Prakash Padukone tidak terwujud kali ini.
"Saya pasti akan duduk santai dan berdiskusi dengan pelatih saya. Saya mencoba menganalisis dua minggu dengan lebih baik karena sampai sekarang saya hanya fokus pada pertandingan berikutnya setelah setiap pertandingan."
"Sekarang saatnya untuk merenung, dan menonton kembali pertandingan-pertandingan itu. Ambillah hal-hal baik dan teruslah belajar dari kesalahan yang terjadi," kata Lakshya Sen.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | indianexpress.com |
Komentar