Fajar/Rian makin bahagia karena mereka datang bukan sebagai unggulan teratas. Penurunan prestasi membuat mereka kehilangan posisi sebagai ganda putra nomor satu dunia.
"Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata apalagi kami datang sebagai yang tidak diunggulkan (untuk juara, red)," tambah Fajar.
Dituturkan Fajar, kemenangan tersebut tidak lepas dari keberhasilan mereka dalam memetakan keunggulan dan kelemahan lawan.
Mereka menyadari betul apa saja keunggulan Chia/Soh yang juga berbahaya ketika diberi ruang untuk menyerang.
Chia/Soh lolos ke final dengan meyakinkan.
Dua pasangan yang sedang panas yaitu Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (Indonesia) dan Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan (Taiwan) mereka atasi dalam dua gim yang cukup cepat.
Semua itu berhasil diredam Fajar/Rian dengan mendominasi permainan depan di mana Aaron Chia menari-nari sebelumnya serta dalam adu bola datar alias drive cepat.
Fajar/Rian membuat Chia/Soh terpojok ketika serangan wakil andalan Negeri Jiran itu menjadi tidak mempan.
Mengincar Soh Wooi Yik pada paruh gim kedua juga menjadi kunci, sebab Soh mulai panik ketika terus diincar dan berimbas pada pukulan yang tak akurat.
"Kami mempelajari permainan Aaron/Soh di turnamen kali ini," ulas Fajar.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI |
Komentar