Dalam periode tersebut, dia berlatih di sasana kelas dunia seperti Team Lloyd Irvin di Maryland serta Renzo Gracie Academy di New York City.
“Saya banyak berlatih BJJ, lalu saat berusia 18 tahun mulai banyak bepergian," kata Michell.
"Saya sangat suka bepergian dan menyukai jiu-jitsu. Maka keduanya berjalan beriringan."
“Saya bepergian untuk jiu-jitsu, pergi menjalani Kejuaraan Dunia di Amerika, pergi ke sasana sebelum itu selama satu bulan di sini, satu bulan di sana, dan situasi itu akhirnya membawa saya mengarungi perjalanan mengelilingi dunia," lanjutnya.
Di usia 25 tahun, Michell sudah menorehkan nama sebagai salah satu grappler pemburu kuncian terbaik di muka Bumi.
Dia meraih kemenangan atas sosok seperti juara dunia IBJJF Gi, Jansen Gomes, serta juara dunia IBJJF no-gi, Roberto Jimenez.
Bagi Michell, BJJ lebih dari sekadar mengoleksi medali.
Dia mengaku menemukan kebahagiaan ketika berlatih di atas matras.
“Bertumbuh besar, orang tua saya akhirnya berpisah. Saya melihat momen itu untuk mendorong saya menuju jiu-jitsu, dan menemukan sesuatu yang sangat senang saya lakukan setiap hari," jelas Michell.
“BJJ tak hanya menjadi karier dan cara bagi saya untuk mencari nafkah tetapi juga menjadi perjalanan spiritual yang sangat besar," sambungnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | ONE Championship |
Komentar