Di Prancis, atas dasar prinsip netralitas dalam sistem yang sekuler, Ligue 1 ikut tunduk dengan konstitusi.
Tapi di mata sejumlah pemain, hal tersebut dianggap diskriminasi.
Opini tajam diutarakan Demba Ba, eks bomber Senegal yang lahir dan mengawali karier profesional di Prancis.
Pria 38 tahun yang gantung sepatu pada 2021 itu menyebut Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) bersikap "anti-Ramadan" dengan segala kebijakan kontroversial yang bikin sulit pemain Muslim.
"Prancis telah menolak buat memberikan jeda dalam pertandingan untuk berbuka puasa, tidak seperti liga semodel Premier League," ucap Ba.
"Mereka (liga) ingin melarang mereka (pemain) untuk menjadi seorang Muslim," ujarnya, dikutip BolaSport.com dari Sportmediaset.
"Suka atau tidak, itu adalah bagian identitas kami yang mencoba dihapus," imbuh sosok yang terkenal karena mencetak gol setelah Steven Gerrard terpeleset di laga Chelsea vs Liverpool hingga ikut menggagalkan asa The Reds juara Liga Inggris 2013-2014.
Sebelumnya kontroversi juga melibatkan pencoretan pemain muda Lyon, Mahamadou Diawara.
Ia disisihkan dari skuad timnas U-19 Prancis pada kamp latihan bulan ini.
Alasannya, federasi mewajibkan para pemain agar tidak berpuasa jika sedang membela tim nasional.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sportmediaset.mediaset.it |
Komentar