"Di pertandingan kedua usianya 22 tahun, 5 bulan, tidak di atas 23 tahun,” jelasnya.
Shin Tae-yong pun mengaku bahwa para pemainnya sudah semakin nyaman untuk menjalankan filosofinya di Timnas Indonesia.
Dirinya mengaku tak mudah untuk mencapai hal tersebut karena memulai fondasi dengan cara memotong generasi dan hasilnya baru terwujud empat tahun kemudian.
“Saya mengambil risiko besar saat pertama kali menjabat di Indonesia. Saya fokus membina pemain muda," ujar Shin Tae-yong.
"Saya menyaksikan banyak pemain, banyak yang tersingkir, dan banyak yang bertahan."
"Pemain yang bertahan kini menjadi pemain utama Timnas Indonesia."
"Ini telah tercapai. Dalam jangka panjang, saya telah melihat jauh ke depan."
"Para pemain sekarang mengetahui gaya saya dengan baik dan mengikuti dengan baik."
"Saya bekerja sangat keras. Tim mendapatkan kekuatan karena itu," pungkasnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | nate |
Komentar