"Untungnya, kami memiliki keunggulan (poin) yang besar dari tim peringkat lima," imbuhnya kepada DAZN.
Di mata pengamat sepak bola dari CBS, Matteo Boneti, sikap Allegri yang seolah-olah tanpa dosa dianggap memalukan.
Apalagi rentetan hasil minor disertai kegagapannya memilih maupun menerapkan strategi di lapangan.
Imbasnya, bukan cuma hasil akhir yang jelek, permainan Federico Chiesa dkk juga ikut mengkhawatirkan bagi klub sebesar Juve.
Saat menghadapi Lazio, Allegri memutuskan buat mengubah pola ke 4-3-3 di mana eksperimen ini gagal total.
Menurunkan bek sayap kiri veteran, Mattia De Sciglio, untuk pertama kali musim ini setelah dilanda cedera 11 bulan dan menaruh Andrea Cambiaso di sisi berlawanan dianggap langkah blunder.
"Dia seharusnya malu pada dirinya sendiri dengan caranya mengatur tim ini," kata Boneti.
"Anda punya waktu semnggu persiapan, dalam hal ini dua minggu (selama jeda internasional)."
"De Sciglio seharusnya tak dimainkan, dia tidak cukup baik untuk pertandingan level ini."
"Juventus menjalani pertandingan ini seperti tim gurem. Itu bukan cara Juventus," imbuhnya.
Gawat bagi Allegri, tiga partai berat yang bisa menentukan nasibnya di kursi kepelatihan Juve sudah menanti.
Mereka akan meladeni Lazio di semifinal pertama Coppa Italia (2/4/2024), lalu menjamu Fiorentina pada lanjutan Serie A (7/4/2024) dan derbi versus Torino (13/4/2024).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Football-italia.net, Sportmediaset.mediaset.it |
Komentar