Sebuah fenomena yang sangat berbanding terbalik dengan bulu tangkis Indonesia saat ini. Skuad Merah Putih beberapa tahun terakhir justru mulai menunjukkan pemerataan. Gelar juara beregu Asia tahun lalu mulai menjadi buktinya.
Tunggal putri Indonesia telah memiliki Gregoria Mariska Tunjung, Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Komang Ayu Cahya Dewi yanhg baru saja merepotkan Ratchanok Intanon di semifinal Spain Masters 2024.
Adapun di ganda putri, nomor ini justru sedang merekah-merekahnya untuk skuad Merah Putih. Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari, Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto baru saja merengkuh gelar juara di level Super 300, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi juga berhasil jadi runner-up di level yang sama.
Melihat jomplangnya nomor ganda putra Malaysia dengan nomor-nomor lain di pelatnas mereka, Rexy Mainaky selaku Direktur Kepelatihan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia), mencetuskan ide untuk memicu persaingan lebih sengit dalam internal mereka.
"Dari apa yang saya lihat, persaingan di antara para pemain ganda putra sangat berbeda sekali dari lainnya," kata Rexy dikutip BolaSport.com dari New Straits Times.
"Pemain-pemain seperti Aaron Tai/Khai Xing menyadari hal ini dan mengambil kesempatan untuk meningkatkan kualitas mereka sendiri."
"Mereka paham mereka punya senior yang kuat, tetapi mereka tidak takut untuk tampil maksimal dalam latihan. Sikap seperti inilah yang saya ingin lihat dalam diri pemain di nomor-nomor lain," tegas Rexy.
Peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Soebagdja itu merasa cerminan persaingan internal seperti ini juga bisa diterapkan di nomor tunggal.
"Sekarang, di beberana nomor lainnya dari kami (Malaysia), seperti tunggal putri, persaingannya tidak setinggi di ganda putra."
"Inilah yang ingin saya ubah ke depannya, tetapi saya juga akan berkoodinasi dengan staf pelatih untuk mencari solusi mana yang terbaik," tegasnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | New Straits Times |
Komentar