Baca Juga: Fikri/Bagas Ungkap Dukungan Fajar Alfian dan Candra Wijaya Saat Berburu Tiket Olimpiade Paris 2024
Titel ini juga sekaligus menjadi pembuktian Lanny/Ribka setelah ganda putri Indonesia yang lebih berprestasi adalah Apriyani/Fadia.
"Saya sudah tahu dibully, tetapi tidak saya respons, tidak saya baca komentarnya. Kalau menang dulu, baru komentarnya saya baca ha-ha-ha," ujar Lanny.
"Kalau saya tidak ada karena saya cuek juga, tidak pernah melihat komentar karena saya tidak peduli mau orang bicara apa saya tidak pernah baca komentarnya," kata Ribka.
Kemenangan ini juga menjadi kesempatan Ribka unjuk kemampuan karena selama di pelatnas dia sering berganti tandem.
"Dari saya sendiri dijalani saja karena mau partner dengan siapa saja yang penting individunya. Saya berpikir satu-satu," ujar Ribka.
"Jadi, ganti-ganti partner ada rasa berat, tetapi ya sudah berpikirnya jalani saja, mungkin jalannya dengan partner ini. Kalau ganti partner belum jalannya dengan yang ini," ucap pemain berusia 24 tahun itu.
Lanny/Ribka berharap setelah meraih gelar turnamen Super 300, dia dan Ribka bisa meraih gelar dengan level tinggi dari Super 500, Super 750, hingga Super 1000.
"Setelah ganda putri gantian naik podium, persaingan ganda putri merata, apalagi kalau dari segi prestasi setelah juara kami ingin membuktikan," aku Ribka.
"Ganda putri sekarang bagusnya disitu, persaingannya secara sehat. Jadi, saat juara bergantian. Kami terapkan dari segi latihan, dari situ tidak mau kalahnya. Kelihatan sekali sekarang ganda putri (di pelatnas) lebih kompetitif."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar