Yamaha sudah menjanjikan sejumlah perubahan dalam pengembangan motor YZR-M1 mereka sekaligus pendekatan cara kerja tim mereka yang kini lebih 'Eropa'.
Mendatangkan dua sosok penting dari mantan kru dan insinyur Ducati, yakni Marco Nicotra dan Massimo Bartolini, adalah salah satu langkah nyata mereka.
Perubahan dari segi manajemen termasuk tatanan struktur organisasi yang banyak dipegang orang Jepang, juga telah diterapkan.
Selain itu, anggaran yang cukup besar juga menjadi bukti bahwa Yamaha bersungguh-sungguh ingin melakukan terobosan di tengah masifnya kemajuan sang kompetitor utama, Ducati.
"Kami telah membuat perubahan signifikan pada organisasi kami temrasuk sistem manajemen internal yang baru," ucap Jarvis.
"Perekrutan tenaga ahli terbaik di industri ini, kemitraan teknis eksternal yang baru, peningkatan anggaran pengembangan (motor), dan program pengujian yang intensif."
"Semua perubahan ini dirancang untuk mempercepat proses bagi kami demi kembali ke jalur kemenangan," ujarnya.
"Fabio sudah memahami komitmen ini dan hal inilah yang memberinya kepercayaan diri untuk mengambil keputusan menetap bersam kami di tahun-tahun mendatang," ucapnya lagi.
Quartararo juga berusaha menyambut janji-janji Yamaha dengan kepala tegak.
Walau memang sekarang dalam posisi serba sulit, tetapi pembalap 24 tahun itu masih tetap percaya pada tim yang sudah memberinya kesempatan dan mengorbitkan debutnya di MotoGP 2019 silam.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Monster Energy Yamaha |
Komentar