BOLASPORT.COM - Ganda putra Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, datang dengan misi berat pada Kejuaraan Asia 2024.
Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dituntut untuk minimal mencapai babak semifinal demi memburu tiket lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Kejuaraan Asia 2024 menjadi turnamen bulu tangkis terakhir yang masuk ke dalam hitungan kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Situasi yang sedikit kurang menguntungkan dihadapi Fikri/Bagas karena mereka masih harus mengejar ketertinggalan.
Saat ini, Fikri/Bagas berada di posisi kesembilan atau satu setrip di bawah ganda putra China, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi, yang berada di posisi terakhir zona kuota dua wakil senegara.
Di nomor-nomor ganda pada bulu tangkis Olimpiade Paris, setiap negara baru bisa memakai slot maksimal untuk dua wakil jika keduanya ada di peringkat delapan besar.
Fikri/Bagas pun harus berjuang untuk menemani Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang sudah aman berkat raihan gelar juara di All England Open 2024.
Jarak 2.279 poin dari Liu/Ou harus dipangkas Fikri/Bagas dan ini bukan angka yang kecil karena mewakili selisih dari akumulasi 10 poin turnamen terbaik kedua pasangan.
Baca Juga: Kejuaraan Asia 2024 - Ganda Putra Indonesia dalam Bahaya Gara-gara Pasangan Nomor 1 India Mundur
Dengan poin terkecil adalah 5.040 poin dari hasil 8 besar di Indonesia Masters Super 500, BaKri minimal harus mencapai semifinal (8.400 poin) di Kejuaraan Asia yang setara Super 1000.
Kepercayaan diri Fikri/Bagas untungnya sedang tinggi setelah mampu mencapai final Swiss Open 2024 dalam penampilan terakhir mereka.
"Menjadi runner-up di Swiss Open telah meningkatkan kepercayaan diri kami. Itu yang kami butuhkan," ujar Fikri dilansir dari BWFBadminton.
"Sebagai hasilnya, kami bersemangat (untuk menghadapi Kejuaraan Asia) dan kami siap untuk berjuang."
"Motivasi kami sangat tinggi untuk tampil baik. Kami harus tetap fokus pada tugas. Saya optimis," ujar pemain berusia 25 tahun itu.
"Semoga minimal kami bisa mengulang hasil di Basel (Swiss Open 2024). Tapi tentu saja lebih tinggi lebih baik," ujar Fikri.
Potensi Poin Ranking dari Kejuaraan Asia 2024 (Setara Super 1000)
Pos | Pasangan | Negara | Rank Lolos | Poin Kini | Poin Baru menurut Hasil | |||
8 Besar | SF | RU | Juara | |||||
7 | Fajar/ Rian | INA | 7 | 80.149 | 80.329 | 82.192 | 83.239 | 85.729 |
8 | Liu/ Ou | CHN | 8 | 74.458 | 74.638 | 76.438 | 78.238 | 80.038 |
9 | Fikri/ Bagas | INA | - | 72.179 | 73.739 | 75.539 | 77.339 | 79.139 |
10 | Lee/ Wang | TPE | 9 | 70.358 | 71.008 | 72.808 | 74.608 | 76.408 |
Semangat juang mau tidak mau harus dipupuk karena Fikri/Bagas menghadapi hasil undian yang tidak mudah di babak awal.
Fikri/Bagas harus bersaing dengan Juara Olimpiade, Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), dan Juara Dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan), untuk ke semifinal.
Lee/Yang menjadi calon lawan Fikri/Bagas di babak 16 besar. Adapun Kang/Seo, Fikri/Bagas bisa melawan mereka jika sama-sama lolos ke perempat final.
Fikri/Bagas mengatakan nothing to lose dalam memperebutkan tiket ke Olimpiade Paris.
"Sudah tidak terlalu memikirkan. Masuk (Olimpiade) rezeki, kalau belum masuk, semangat lagi," ucap Bagas saat ditemui BolaSport.com beberapa waktu lalu di Pelatnas PBSI.
"Kalau saya secara pribadi, minimal latihannya ditambah lagi, kerja keras lagi, orang lain sudah selesai latihan, kami tambah lagi," sahut Fikri.
"Kalau amit-amitnya ke depan tidak lolos, kami sudah maksimal. Jadi, tidak menyesal sekali," kata pemain jebolan SGS PLN Bandung itu.
Fikri/Bagas akan mengawali perjuangan mereka pada Kejuaraan Asia 2024 dengan menghadapi Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren (Thailand).
"Semua lawan juga susah,, tetapi tetap harus percaya diri. Siapa tahu lawan juga melihat wah kita boleh juga. Sama-sama ada tegangnya, optimis saja," kata Fikri.
Pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, juga menyadari bahwa undian yang akan dihadapi Fikri/Bagas tidak mudah pada Kejuaraan Asia 2024.
"PR Fikri/Bagas pencapaiannya pada Kejuaraan Asia harus bisa lebih dari Liu/Ou satu tingkat."
"Harus bisa lolos semifinal karena kalau babak kedua atau delapan besar poinnya sudah tidak cukup. Kalau sudah semifinal, baru ada penambahan poin," tutur Aryono.
"Sekarang ini perbedaan poinnya 2400 sekian dengan Liu/Ou berarti harus semifinal agar bisa lebih dari 1000 poinnya."
"Kalau lihat drawing-nya cukup berat, tetapi harus dihadapi. Saya juga tidak mengerti bisa satu gabung semua di pul bawah. Jadi bagaimanapun kami harus hadapi," ujarnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com, BWFBadminton.com |
Komentar