BOLASPORT.COM - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, mengungkapkan rahasia kemenangan yang diraih atas Shi Yu Qi (China) pada semifinal Kejuaraan Asia 2024.
Jonatan sempat berada di bawah tekanan karena momentum yang didapat pada gim pertama berhasil dibalikkan lawan untuk mencuri kemenangan.
Penampilan percaya diri sebenarnya sudah ditunjukkan Jonatan sejak gim pembuka pada laga yang dihelat di Ningbo Olympic Sports Center, Ningbo, China, Sabtu (13/4/2024).
Jonatan hampir selalu berada dalam situasi memimpin meski Shi Yu Qi dapat menekan dan bahkan membalikkan keadaan.
Peluang emas didapat juara All England Open 2024 itu ketika sudah unggul hingga jelang akhir gim pertama dengan skor 18-17.
Sayangnya petaka terjadi sejak Jonatan ragu-ragu dalam mengantisipasi bola lob dari Shi hingga dibiarkan saja meski masih masuk.
Pada gim kedua Jonatan juga ditekan kendati sudah unggul sejauh delapan angka di 13-5 dan 18-10. Shi mengejar hingga hampir menyamakan skor di 20-19.
Untungnya, smes yang melebar dari Shi memberi angin bagi Jonatan. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang didapat dengan mendominasi pada gim penentuan.
Jonatan mampu bangkit dan bermain lebih stabil sehingga berhasil meraih kemenangan dengan skor akhir 18-21, 21-19, 21-12.
"Pertama-tama puji Tuhan atas keberhasilan ini. Semua berkat bantuan Tuhan yang membuat saya bisa bermain dengan baik," kata Jonatan dalam siaran pers PBSI.
"Saya bisa bermain dengan enjoy. Saya bisa keluar dari tekanan dan senang pastinya dengan kemenangan ini."
"Di gim pertama saya sempat unggul 18 duluan. Di poin-poin akhir saya malah kurang tenang."
"Penggunaan strategi dan pukulan itu tidak sinkron. Di gim pertama dan gim kedua akhir, sedikit missed-nya di situ."
"Di gim kedua saat unggul 18-10, sempat kelihangan banyak angka itu bukan karena kehilangan fokus. Tetapi permainan Shi Yu Qi bermain jauh lebih rapi."
"Pertahanannya lebih rapat juga. Sehingga beberapa kali saya tidak sabar atau pengembaliannya yang tanggung."
"Di gim ketiga saya berusaha semaksimal mungkin dengan mengurangi kesalahan dulu. Saya juga lebih menekan dulu supaya lawan juga tertekan. Strategi ini berhasil," ujarnya.
Jonatan mengakui ada tekanan karena menjadi nyawa terakhir bagi tim Merah-Putih di Kejuaraan Asia 2024.
Namun kemenangan mengatarkan Jonatan untuk sekali lagi tampil pada laga final Kejuaraan Asia.
Kesempatan bagi Jonatan untuk membayar kegagalan setelah kalah pada final Kejuaraan Asia 2022 dan melanjutkan tren positif dengan juara secara back-to-back.
"Sebagai satu-satunya wakil Indonesia di semifinal, saya hanya mencoba mengurangi pikiran-pikiran seperti itu. Bohong lah kalau saya tidak terbebani," ucap Jonatan.
"Namun, saya hanya berusaha mengurangi hal itu sehingga tidak mengganggu penampilan."
"Pastinya berharap yang terbaik tampil di final. Apa pun hasilnya saya sudah melakukan semaksimal yang bisa saya lakukan."
"Dan mohon doa dan dukungan dari teman-teman, dari masyarakat Indonesia, para suporter pecinta bulutangkis Indonesia. Semoga besok bisa menghasilkan yang terbaik," pungkas Jonatan.
Pada final Kejuaraan Asia 2024 Jonatan akan menghadapi pemenang laga antara Kodai Naraoka (Jepang) dan Li Shi Feng (China).
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar