BOLASPORT.COM - Bak cenayang, Jose Mourinho kembali membuktikan salah satu ramalannya terwujud dengan kemunculan Xabi Alonso sebagai peraih gelar Bundesliga bersama Bayer Leverkusen.
Jose Mourinho seperti memiliki intuisi lebih tajam dari orang kebanyakan dengan sejumlah 'ramalan' yang secara perlahan terwujud menjadi nyata.
Opininya mengenai karier Xabi Alonso adalah contoh terbaru.
Pada 2019 silam, Mou mengungkapkan eks gelandang timnas Spanyol itu sebagai pelatih generasi baru yang bakal meroket.
Padahal, pada tahun yang sama Xabi baru memulai karier kepelatihan bersama Real Sociedad B.
"Seperti saya, dia tumbuh besar dengan ayah yang juga seorang pemain dan pelatih," kata Mourinho.
"Kemudian dia menjadi pemain top, tentu saja jauh lebih baik daripada saya, dengan posisi di lapangan dan pengetahuan tentang permainan sepak bola yang sangat tinggi."
"Lalu dia bermain di Spanyol, Inggris, dan Jerman."
"Dia dilatih oleh Guardiola di Bayern, oleh saya dan Ancelotti di Real Madrid, oleh Benitez di Liverpool."
"Jadi kalau bisa menyatukan semua ini bersama, saya pikir Xabi memiliki kondisi untuk menjadi pelatih yang sangat bagus," katanya memprediksi.
Baca Juga: Bayer Leverkusen Juara Bundesliga, Tinggal 10 Partai Lagi Menuju Musim Paripurna dan Keabadian
Mourinho tidak asal ngomong lantaran pengalamannya menangani Xabi sebagai pemain di Madrid.
Pada 2010-2013, Xabi menyerap ilmu dari The Special One ketika membela Los Blancos.
Masa sekolahnya di Madrid berlanjut dengan Carlo Ancelotti sebagai mentor pada 2013-2015.
Xabi kembali merasakan polesan Ancelotti di Bayern Muenchen pada 2016-2017.
Dengan Pep Guardiola, dia berkolaborasi di Bayern selama 2014-2016.
Adapun dengan Rafa Benitez, pria kelahiran Tolosa menghabiskan waktu terlama sebagai pemain.
Di Liverpool, Xabi mencicipi 210 pertandingan di bawah komando Benitez sepanjang 2004-2009.
Belum lagi menghitung pengalamannya sebagai anak buah pelatih top lain macam Manuel Pellegrini di Madrid hingga Luis Aragones dan Vicente del Bosque di timnas Spanyol.
Semua ilmu yang dia serap ini menjadi bumbu pengetahuan yang dicampurkan dengan komposisi tepat dan diolah dalam kuali bernama Bayer Leverkusen.
Kesuksesan membawa Bayer juara Bundesliga untuk kali pertama dalam sejarah klub hanyalah tonggak awal.
Xabi membawa pasukannya tak terkalahkan dalam 43 pertandingan di semua kompetisi musim ini, plus peluang memenangi dua gelar bergengsi lain.
Pria berusia 42 tahun itu mengakui peran Mourinho dan Pep sangat besar sebagai inspirasi.
Tak lupa juga pengalaman masifnya sebagai pemain di klub-klub top Eropa yang membentuk mentalitas pemenang buat ditularkan kepada Granit Xhaka dkk.
Baca Juga: Cole Palmer Menggila dengan Ukir 4 Gol, Chelsea Akhirnya Dapatkan Bibit Hibrida Lampard dan Hazard
"Saya bermain untuk klub kota asal saya (Sociedad), tim terbaik di Inggris, tim terbaik di Spanyol, dan tim terbaik di Jerman," kata Xabi, dikutip BolaSport.com dari situs Bundesliga.
"Mereka (Pep dan Mourinho) memiliki kesamaan dalam banyak hal, tapi yang utama adalah mereka semua pemimpin."
"Mereka membagikan karisma itu. Hal spesial yang membuat semua orang tahu siapa bosnya di ruang ganti dan kita harus mendengarkan mereka."
"Mereka memiliki kepribadian dan pendekatan yang berbeda."
"Tapi soal ambisi, bagaimana membahas hal secara detail, dan bagaimana menghormati lawan, mereka menghabiskan waktu sangat banyak untuk menganalisis musuh."
"Mereka pekerja keras."
"Untuk menuntut para pemain, Anda pertama-tama harus menuntut diri Anda sendiri dan mereka melakukan itu," ucap sang pemenang 2 trofi Liga Champions sebagai pemain.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Bundesliga.com |
Komentar