Dalam final di Stadion Lusail, 10 Februari 2024, timnas Qatar membungkam Yordania 3-1.
Aroma kecurigaan menyeruak lantaran seluruh gol Qatar di partai tersebut berasal dari tendangan penalti.
Ketiganya sukses dikonversi Akram Afif menjadi gol ke gawang Yordania, yang hanya sempat membalas sekali via gol Yazan Al Naimat.
Wasit asal China, Ma Ning, menjadi bahan kritikan tajam karena dia juga dinilai terlalu gampang memberikan Qatar penalti dan dengan mudahnya meninjau setiap kontak fisik lewat VAR.
Di sisi lain, beberapa insiden pelanggaran yang dilakukan Qatar terhadap pemain Yordania tidak digubris maupun tak ditinjau ulang lewat VAR.
Sebelum pertandingan, penunjukan Ma Ning oleh AFC juga diperdebatkan lantaran dugaan keterlibatan dalam berbagai skandal suap maupun rekam jejak kontroversialnya di laga terdahulu.
Walau kecurigaan itu tidak terbukti, hasil pertandingan di final tetap menimbulkan dugaan bahwa Qatar melakukan lobi tersembunyi yang menguntungkan tuan rumah.
Mundur lebih jauh, negara mungil kaya minyak di Teluk Arab itu juga dicecar tudingan kasus megakorupsi hingga memuluskan langkah FIFA untuk menunjuk mereka sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
"Sayangnya, pertandingan tidak menguntungkan kami. Penalti kedua dan ketiga menghancurkan semangat dan mencegah tim untuk bangkit," ujar pelatih Yordania ketika itu, Hussein Ammouta.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | arabnews.com, jordantimes.com |
Komentar