Park Hye-min menangkalnya dari dirinya sendiri.
Wallpaper telepon genggamnya memuat berbagai petuah, salah satunya agar seseorang tidak terlalu mengambil hati kritik orang lain karena penilaian yang obyektif itu mustahil.
Selain itu Park Hye-min menyemangati dirinya sendiri dengan membaca buku serta tersenyum di depan cermin setelah bangun untuk menjaga suasana hatinya tetap positif.
Park juga berterima kasih kepada pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, juga ikut membantu. Ada satu kalimat yang membuatnya sadar dan bangkit dari keterpurukan.
"Sebagai atlet profesional, wajar jika dikritik ketika Anda tidak bisa bermain dengan bagus. Tapi menurut saya, saya yang terlalu cemas dan terpaku dengan hal ini," tutur Park.
"Dan di antara kalimat yang pelatih kirimkan kepada saya, ada satu kalimat yang membuat saya tersadar, yaitu 'Sebuah mahakarya tidak tercipta hanya dari ulasan positif'."
"Pelatih juga bllang 'Terimalah kritik keras dan hati-hati terhadap pujian', yang mana itu sangat membantu dalam menenangkan diri saya," katanya lagi.
Selain dari kata-kata sang pelatih, hubungan baik dengan sesama pemain Red Sparks juga jadi kunci mengapa Park mampu bertahan di tengah situasi sulitnya.
Terutama dengan dua pemain middle blocker, Jeong Ho-young dan Park Eun-jin, yang notabene merupakan teman sekamarnya.
Di sisi lain, Park Hye-min pun menyadari peran dia pada Liga Voli Korea musim depan akan jauh lebih berat setelah Lee So-young pergi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | mk.co.kr |
Komentar