BOLASPORT.COM - Keputusan mantan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, untuk pensiun dari kompetisi internasional direspons cepat oleh Asosiasi Bulu Tangkis Jepang (Nippon Badminton Association/NBA).
Lama menghilang dan jarang terlihat mengikuti turnamen, Kento Momota membuat pengumuman besar dengan keputusan untuk mundur dari tim nasional Jepang.
Pengumuman itu dia utarakan pada konferensi pers khusus yang digelar oleh klub asal Momota, NTT East, pada Kamis (18/4/2024) lalu di Tokyo, Jepang.
Mundur dari pelatnasnya Jepang tak serta merta membuat karier bulu tangkis pemilik rekor 11 gelar dalam setahun di tunggal putra ini benar-benar berakhir.
Sebab, kemungkinan Momota akan bertanding di kompetisi domestik di Jepang.
Keputusan Juara Dunia dua kali untuk tidak lagi bermain di panggung turnamen internasional membuat sedih para penggemarnya.
Lebih-lebih, salah satu alasan pemain kidal 29 tahun itu mundur adalah karena performa yang sudah menurun semenjak mengalami kecelakaan di Malaysia pada Januari 2020 lalu.
Kecelakaan maut tersebut mengakibatkan retak pada orbital mata kanan Momota. Penglihatannya pun terganggu dan berimbas pada rutinitas latihannya.
Baca Juga: Thomas Cup 2024 - Skuad Kalang Kabut Tak Hentikan Rexy Mainaky Beri Malaysia Target Juara
Kehilangan sosok besar di markas pelatihan nasional mereka, NBA segera merespons keputusan Momota.
Melalui pers rilis khusus, Ketua PBSI-nya Jepang, Mitsurui Murai, menyampaikan salam perpisahan dan semangat untuk Kento Momota.
"Kento Momota menjadi pebulu tangkis putra Jepang pertama yang mampu menduduki peringkat 1 dunia, memegang posisi itu selama lebih dari tiga tahun, dan telah lama menjadi sosok atlet terkemuka dalam bulu tangkis Jepang," ucap Murai.
"Dia akan berada di puncak akhir karier bersama tim nasional saat berlaga pada Thomas Cup 2024, yang akan dilangsungkan pada minggu depan."
"Bulu tangkis, yang melibatkan shuttlecock dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada olahraga lainnya, disebut-sebut sebagai olahraga tercepat di dunia, dan sangat menuntut, hingga 565km/jam."
"Dalam dunia bulu tangkis, banyak prestasi yang telah dikumpulkan oleh Momota di level atas dunia, melebihi batas kemampuan manusia, dengan membawa bendera Jepang di pundaknya, yang sekali lagi patut untuk dihargai."
"Di saat yang sama, kami hanya bisa membayangkan betapa gangguan penglihatan itu pasti sangat memengaruhinya," terang Murai.
Murai juga berharap bahwa Momota akan terus menularkan semangat positifnya dan prestasinya selama merajai tunggal putra dunia walau sudah tak lagi menjadi bagian dari pelatnas.
"Saya mendengar bahwa Anda (Momota) akan tetap bermain bulu tangkis dan saya harap Anda akan meneruskan pengalaman Anda kepada banyak pemain muda yang ingin menggapai prestasi dunia dan menularkan semangat Anda dalam menyikapi kehidupan yang keras dan sulit."
"Terima kasih banyak atas kerja keras Anda!"
Kento Momota saat ini telah terlempar ke peringkat 52 dunia tunggal putra.
Saat masih berada di puncak kejayaan, dia telah mengoleksi banyak gelar juara di event BWF World Tour atau BWF Super Series.
Salah satu rekornya yang belum terkejar pemain lain adalah meraih 11 gelar juara dalam satu musim kompetisi pada tahun 2019.
Di sejumlah event mayor, Momota juga meraih prestasi apik dengan menjadi Juara Asia Junior dan Juara Dunia Junior 2012.
Dia juga dapat mengawinkan gelar Juara Asia dan Juara Dunia pada 2018 dan 2019, serta membawa Jepang menjadi juara Thomas Cup 2014.
Momota terlibat dalam pencapaian serba pertama Jepang di Thomas Cup, Kejuaraan Dunia untuk tunggal putra, dan peringkat satu dunia untuk tunggal putra.
Noda Momota hanya di Olimpiade di mana dia belum pernah meraih medali.
Pada edisi Rio 2016, dia gagal lolos karena diskors NBA akibat terlibat kasus judi ilegal bersama seniornya saat itu, Kenichi Tago.
Adapun pada edisi Tokyo 2020, Momota mengalami kekalahan tragis karena gagal lolos fase grup dari fase grup.
Datang sebagai unggulan pertama, Momota malah kalah dari pemain non-unggulan Korea Selatan. Heo Kwang-hee, dalam dua gim langsung, 15-21, 19-21.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar