BOLASPORT.COM - Valentino Rossi masih menunjukkan tajinya setelah berhasil memperoleh podium runner-up pada balapan mobil ajang ketahanan World Endurance Championship (WEC) seri kedua musim ini.
Rossi meraih hasil impresif bersama timnya di WRT 46 BMW bersama rekan setimnya, Maxime Martin dan Ahmad Al Harthy pada ajang balapan mobil ketahanan tersebut.
Meraih hasil runner-up di kelas LMGT3 di Sirkuit Imola, Italia, Minggu (21/4/2024) lalu.
Salah satu hal yang paling mengesankan pada seri ini adalah persaingan Rossi dengan tim saudara sesama BMW yang diperkuat pembalap asal Indonesia, Sean Gelael, WRT31.
Sean Gelael memenangkan kelas ini bersama rekan satu timnya Darren Leung dan Augusto Farfus.
BMW komplit mendominasi podium 1-2 pada seri kedua WEC 2024 ini.
Di satu sisi, keberhasilan The Doctor yang dikenal sebagai pembalap MotoGP dengan 9 gelar juara dunia itu juga membuat sosoknya makin legend.
Sebab di usianya yang ke-45 tahun saat ini pun, Rossi masih belum menunjukkan kemunduran di atas lintasan walau sekarang berbeda haluan.
Baca Juga: MotoGP Spanyol 2024 - Debutan Rasa Kawakan, Tinggal Tunggu Momen Titisan Marc Marquez Juara
Pada dasarnya, menjadi pembalap mobil yang andal adalah salah satu impian Rossi setelah resmi pensiun dari MotoGP sejak dua tahun lalu.
Impian terbesarnya adalah bisa tampil pada ajang balapan mobil ketahanan paling bergengsi, 24 Hours of Le Mans. Dan mimpi itu perlahan mulai berhasil didekati Rossi.
"Saya selalu ingin balapan dengan mobil dan mencoba memahaminya," kata Rossi dalam wawancara WEC.
"Selama bertahun-tahun, saya memahami bahwa tempat yang tepat adalah ajang GT3 karena mereka adalah mobil yang bagus dan cepat," ucap Rossi yang juga sudah menggeluti ajang balap ketahanan sejak masih aktif balapan MotoGP ini.
Bagi Rossi, balapan ketahanan mobil ini sekarang menjadi lebih menantang.
Walau kerjanya adalah kerja tim dan seperti estafet, hal ini jauh lebih sulit dibandingkan MotoGP.
"MotoGP itu sangat mudah," kata Rossi.
"Anda tiba di grid, 40 menit balapan, tiga tikungan pertama sangat penting dan kemudian Anda melaju dengan kecepatan penuh hingga akhir," jelasnya.
"Ada strategi di sini, menghemat ban, mengatur lalu lintas (dengan pembalap lain), bersiap mengubah rencana."
"Sedangkan di sini tantangannya besar. Saya pikir bakat saya dengan motor sama persis dengan bakat saya dangan balapan mobil," katanya bercanda.
"Saya ingin menjadi pembalap yang bisa membalap dengan apapun. Saya bekerja lama untuk berada di sini karena saya tahu saya ingin membalap mobil," katanya.
Rossi pun kembali berkelakar bahwa satu-satunya penghalang dia untuk tampil lebih kompetitif sekarang hanyalah satu hal, yakni usia.
"Masalah saya adalah saya sudah tua," kata Rossi.
"Mungkin seharusnya saya membutuhkan waktu 10 tahun lebih muda. Tetapi bagaimanapun saya sudah meningkat dari tahun ke tahun untuk mencapai level GT3 ini."
"Kalau di MotoGP, itu sudah waktunya untuk mengakhiri, sudah bosan," celetuknya bercanda.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Diario AS |
Komentar