Korea pincang karena kehilangan dua tunggal putri pertama mereka yaitu An Se-young karena sakit dan Kim Ga-eun yang tidak berangkat karena cedera.
Namun, kekuatan mental pemain Korea pantang diremehkan. Bagaimana pun, mereka menjadi salah satu negara tersukses di bulu tangkis soal urusan turnamen beregu.
Bahkan tim putri Korea lah yang memenangi dua event besar terakhir yaitu Uber Cup 2022 dan Asian Games 2022.
"Tadi lebih coba rileks, terakhir kali saya memang kalah dari Sim Yu Jin tapi saya melihat kesempatan untuk membuka angka," ungkap Gregoria.
"Hanya saya mengontrol emosi, tidak mau terlalu menggebu-gebu. Akhirnya saya bisa bermain lebih nyaman daripada dia.
Gregoria percaya diri dengan peluang tim Indonesia untuk mencapai final Uber Cup yang pertama sejak edisi 2008 di Jakarta. Tiga windu alias 16 tahun yang lalu.
"Kesempatan ke final ada dan saya yakin tim ini akan berusaha yang terbaik juga. Setelah ini saya akan mendukung penuh mereka," kata pemain yang sudah menjalani debut Uber Cup sejak 2016.
Perasaan haru pun tak perlu menunggu hingga babak final karena Gregoria telah merasakannya saat Indonesia mengalahkan Thailand untuk ke semifinal.
Penurunan prestasi tim putri Indonesia, utamanya tunggal putri, turut ditanggung Gregoria.
Masalah psikologi sampai dialaminya karena merasa tidak berkembang di tengah ekspektasi besar sebagai tunggal putri nomor satu Indonesia sejak masih berusia 17 tahun.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar