Adapun turning point atau titik balik momentum mereka untuk mengendalikan situasi ada pada gim kedua saat mereka menghilangkan keragu-raguan dalam setiap reli.
"Memang kami di gim kedua dan ketiga memaksa untuk mengadu pola yang mereka terapkan," kata Fajar.
"Kami banyak mengadu drive yang ternyata efektif untuk mendapatkan poin. Di gim pertama, kami ragu-ragu untuk melakukan itu," ujarnya
"Kami mau mengubah pola dengan bermain bertahan tapi saya rasa kurang cocok karena kondisi shuttlecock-nya yang lumayan kencang," ucap Fajar.
Beberapa kali ada poin dari Wang Chi-Lin yang dinaungi luckyball, memelintir di bibir net sangat tipis dan sulit dikembalikan. Hal ini sempat terjadi di poin krusial. Untungnya, Fajar/Rian tidak merasa terintimidasi.
"Lucky ball memang banyak didapatkan pasangan Taiwan, sulit dikembalikan," ujar Fajar.
"Tetapi kami tidak mau terlalu memikirkannya, fokus saja pada poin-poinberikutnya," kata dia.
Fajar selaku kapten tim juga menambahkan bahwa para pemain tim Thomas Indonesia hari ini sangat siap menjalani babak semifinal.
Hal itu berkat melihat kemenangan heroik tim Uber Indonesia yang sudah mengamankan tiket final duluan setelah mengandaskan juara bertahan Korea selatan dengan skor 3-2.
"Selamat untuk tim Uber bisa masuk ke final," kata Fajar.
"Setelah 16 tahun, bisa masuk final lagi. Ada motivasi dari keberhasilan itu buat kami tim Thomas."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar