Dalam konferensi pers setelah kekalahan tipis dari Electric PLN, Risco mengeluhkan kekurangan di posisi setter.
Musim ini Petrokimia mengandalkan tosser yang seluruhnya merupakan pemain muda, termasuk Ajeng Nur Cahaya yang menjadi starter.
"Tosser kami (Ajeng) pernah ikut Proliga tahun lalu tapi tidak pernah masuk line-up," ucap eks pelatih timnas putri Indonesia itu.
"Menurut saya dengan kondisi itu saya apresiasi dengan bermain dan masih bisa memperlihatkan performa yang bagus."
"Beda cerita kalau saya punya setter senior. Saya gak perlu tekniknya bagus untuk tosser, asal bisa mengumpan saja."
Situasi ini diperparah dengan kondisi Ajeng yang tidak fit.
"Mungkin dia juga ada beban pikiran. Anak seumur itu dikasih tugas, dikasih beban buat jadi setter," ucap Risco tentang anak asuhnya yang baru akan berusia 18 tahun.
"Setter itu kan ibarat juru masak. Dia harus tahu bola Medi (Yoku), harus tahu bola semua pemain. Ya, dengan kondisi seperti ini, saya harus maksimalkan."
Risco merasa situasi akan lebih baik jik dia sejak awal dipercaya untuk menukangi tim. Dengan demikian, dia bisa menggaet setter-setter kepercayaannya.
Rencana Risco kini memaksimalkan apa yang ada. Dia berharap tosser-tosser mudanya makin berkembang seiring bertambahnya jam terbang.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar