Selain itu, Jonatan lebih ekspresif ketika meluapkan kemenangan meski di tengah tekanan saat posisi tim tertinggal.
Baca Juga: Pelatih Sebut Penyebab Fajar/Rian Sering Ditikung Ganda Putra No. 1 China, Fikri/Bagas Dapat Kejutan
"Tekanan pasti ada, tetapi bagaimana cara untuk membuat nyaman diri sendiri. Setiap orang punya cara masing-masing. Saya beda, Ginting beda, Fajar/Rian beda yang lain juga beda," tutur Jonatan.
"Jadi, memang itu cara saya untuk meminimalisir ketegangan, pressure, dan kondisi saat itu. Mungkin, kalau lebih banyak senyum itu waktu lawan Li Shi Feng."
"Bermain di China saat tim tertinggal 0-2, kalah supporter, dan ditonton banyak legenda China, itu tidak mudah," aku Jonatan.
"Saya cuma ingin menunjukkan saja ketika itu terjadi. Mungkin beberapa pertandingan yang dulu, saya gampang terpengaruh dengan keadaan."
Sebelumnya, Jonatan juga mengalahkan Li saat final Kejuaraan Asia 2024 di Ningbo dalam dua gim.
Namun pada partai final, Li bisa memberikan perlawanan lewat rubber game.
"Perubahan Li Shi Feng dari Kejuaraan Asia saat final Thomas Cup terpengaruh dari pertandingan besar, gengsinya besar, spotlight-nya juga berbeda, yang menonton juga berbeda, supporternya berbeda," ucap Jonatan.
"Bahkan legendanya turun untuk menonton. Pasti dia juga ada ambisi, motivasi ingin menampilkan yang terbaik. Apalagi, di rumah sendiri dan saya terpikirnya cuma satu. "
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar