"Dihadapkan dengan banjir besar penghinaan rasis dan emoji monyet dari para penggemar Indonesia, JGN harus menonaktifkan komentar di halaman Instagram-nya," tulis akun resmi Guinea.
"Rasisme menjadi semakin lazim dalam sepak bola, yang merupakan olahraga yang seharusnya menyatukan kita, dan kita tidak akan pernah berhenti melawannya!"
"TIDAK UNTUK RASISME!" bunyi pernyataan Guinea.
Hal ini tentu saja sangat amat disayangkan mengingat apa yang terjadi di lapangan justru merembet di luar lapangan.
Baca Juga: Bayer Leverkusen Kelewat Ganas, Rekor 59 Tahun Dilibas
Bahkan hal itu sejatinya tidak perlu terjadi dan dilakukan.
Tindakan rasisme yang ditujukan ke para pemain Guinea tersebut telah mencederai sportivitas dan tidak menghargai martabat manusia.
Netizen Indonesia perlu bersikap lebih dewasa dalam menyampaikan kritik dan bijak dalam berujar di media sosial.
Sepak bola yang semestinya menjadi pemersatu bangsa justru menjadi alat untuk memecah belah dan merendahkan harkat dan martabat manusia.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik semestinya kita tetap menghargai dan menerima kekalahan dengan lapang dada dari yang dialami Timnas U-23 Indonesia.
Bukan melampiaskan kekesalan dan amarah dengan berujar kebencian di media sosial.
Face à un énorme flot d’insultes racistes et d’emojis de singe venant de supporteurs indonésiens, JGN a dû désactiver les commentaires de sa page Instagram.
Le racisme prend de plus en plus de place dans le football qui est un sport censé nous rassembler, nous ne cesserons de… pic.twitter.com/85wB2BNQTV
— ???????????????????????????? ????????????????????́???????????? ???????????? (@Joueurs_GN) May 9, 2024
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Instagram, Twitter.com/Joueurs_GN |
Komentar