Troussier memang lebih fokus pada permainan Timnas U-23 Indonesia untuk melihat sudah sejauh mana perkembangannya.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan majalah Jepang, Number, 7 Mei 2024, dia menilai laga play-off Garuda Muda melawan Guinea merupakan kesempatan untuk mengukur perkembangan sepak bola Asia dengan benua lain.
"Sepak bola Asia sudah pasti berkembang, tetapi mari kita lihat bagaimana mereka dibandingkan dengan sepak bola Afrika," katanya.
Troussier kagum melihat penampilan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.
Ernando Ari dkk menumbangkan tim favorit Korea Selatan di perempat final, sebelum menyerah 0-2 dari Uzbekistan di semifinal dan kalah tipis 1-2 dari Irak dalam perebutan peringkat ketiga.
Sebagian pemain yang memperkuat Garuda Muda itu merupakan pilar di Timnas Indonesia ketika menghajar Vietnam asuhan Troussier tiga kali di Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sederet kekalahan yang sangat membekas itulah yang menjadi pemicu pemecatan Troussier.
Dia meninggalkan Vietnam pada 3 April malam, terbang ke Prancis, lalu jalan-jalan ke Maroko untuk beristirahat.
Troussier juga menjalin kerja sama sebagai pakar untuk majalah Number dan sempat menganalisis final Piala Asia U-23 2024.
Di turnamen itu, tim yang sempat diasuhnya, lalu diserahkan ke Hoang Anh Tuan, mencapai perempat final.
Menurut Troussier, sepak bola Asia telah berubah pasca Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024.
Semua tim, jelasnya, berusaha mempertahankan bola dan membangun gaya permainan mereka sendiri, yang diwarnai dengan banyak tim kuat seperti Korea Selatan dan Australia tersingkir lebih awal.
"Kesenjangan antara tim yang sebelumnya kuat dan lemah secara bertahap menyempit," ujarnya.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | BolaSport.com, VnExpress.net |
Komentar