Tak ayal, hasratnya untuk meraih hasil lebih baik dari 16 besar sangat membara.
Apalagi Malaysia belum pernah meraih medali emas Olimpiade dari cabang olahraga apapun sepanjang sejarah.
"Saya bisa lolos dua kali ke Olimpiade, saya adalah tunggal putra Malaysia pertama yang bisa main lebih dari satu kali di ajang itu setelah Datuk Lee Chong Wei," kata Zii Jia.
"Saya bilang kepada diri saya sendiri bahwa ini adalah sebuah prestasi yang besar meskipun di edisi sebelumnya saya tidak mendapat medali apapun."
"Setidaknya, ini adalah hal positif dan memberikan saya kepercayaan diri. Sebab kita tidak tahu apakah saya masih mampu lolos di Olimpiade berikutnya (2028)."
"(Lolos Olimpiade) adalah target besar bagi semua atlet dan saya berharap saya bisa terhindar dari cedera dan mampu tampil di Prancis nanti," pungkasnya.
Keyakinan Zii Jia menyabet medali emas Olimpiade Paris 2024 cukup berani mengingat peta kekuatan tunggal putra sekarang sedang bergerak ke arah dua nama, Jonatan dan Shi Yu Qi yang lebih konsisten.
Bahkan mengungguli Viktor Axelsen (Denmark) selaku juara bertahan Olimpiade.
Dibandingkan Axelsen, laju performa Jonatan dan Shi Yu Qi lebih mengerikan setelah keduanya sama-sama tak terkalahkan di Thomas Cup 2024.
Shi Yu Qi bahkan menjadi algojo pembantai Zii Jia sendiri tatkala mereka bertemu di babak semifinal ketika China melawan Malaysia. Zii Jia cuma diberi skor satu digit dengan kekalahan 19-21, 5-21.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar