"Problemnya itu di kompetisi, bedanya striker yang sekarang (ada di klub Liga 1)."
"Pemain asing dan pemain lokal jarang," kata Budi Sudarsono dilansir BolaSport.com dari laman Kompas.
Kasus Sananta jadi contoh yang mewakili kondisi ini.
Bersama Persis Solo, dia memang jadi salah satu pilihan utama.
Namun, Sananta masih perlu banyak belajar agar bisa jadi pemain depan mematikan milik timnas Indonesia.
"Ramadhan Sananta pun jarang."
"Jadi, jam terbang itu perlu, apalagi di internasional," lanjutnya.
Baca Juga: Shin Tae-yong Targetkan Timnas Indonesia Lolos Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026
Budi melanjutkan, faktor lain yang terjadi adalah banyak tim Liga 1 yang biasa menggunakan satu striker.
Akibatnya, posisi penyerang menjadi ladang persaingan yang ketat dan biasanya tim lebih percaya dengan pemain asing.
"Kebanyakan tim-tim Liga 1 memakai pemain asing."
"Nah apalagi formasi dulu memakai dua striker, tetapi sekarang satu."
"Menurut saya, itu seharusnya menjadi motivasi untuk mengalahkan pemain asing," pungkasnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar