Dengan pengalaman segudang, pembalap berusia 31 tahun tersebut mampu mengubah momentum kecil menjadi peluang besar.
"Ada insting lama, dia melihat gap dan mengejarnya," ucap Guintoli, dilansir BolaSport.com dari Crash.net.
"Tepatnya saya tidak tahu bagaimana dia mengubah keadaan motornya, dia begitu cepat dari posisi jauh di belakang," imbuhnya.
Guintoli juga memuji kemampuan Marquez dalam meminimalisir kesalahan tatkala berada di puncak kecepatan.
Hal tersebut jauh berbeda dengan apa yang dialami rekan Bagnaia, Enea Bastianini yang sempat melebar beberapa saat.
"Biasanya Anda hanya melebar dan melakukan apa yang dilakukan Enea Bastianini," kata Guintoli menjelaskan.
Pria berusia 41 tahun tersebut menganggap keberhasilan Marquez dalam menyalip Bagnaia telah menuntaskan sebuah dendam.
Ya, Marquez dianggap berhasil balas dendam kepada juara bertahan dua musim terakhir itu ketika menjalani seri GP Spanyol.
Pada balapan sebelumnya di Sirkuit Jerez tersebut, Marquez kalah duel di beberapa lap terakhir dari Bagnaia dan harus puas finis di tempat kedua.
Dan dari performa Marquez, motor Desmosedici versi 2023 tidak begitu tertinggal jauh dengan versi terkini yang dipakai Bagnaia dan Jorge Martin.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar