BOLASPORT.COM - AC Milan diklaim tidak belajar dari kesalahan jika benar-benar menunjuk Paulo Fonseca sebagai pelatih.
Paulo Fonseca disebut-sebut menjadi sosok terpilih untuk menjadi pelatih AC Milan di musim 2024-2025.
AC Milan sebelumnya sudah memilah dan memilih beberapa kandidat sebagai suksesor Stefano Pioli.
Setelah sebelumnya santer dikaitkan dengan Antonio Conte dan Julen Lopetegui, I Rossoneri akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Fonseca.
Sosoknya dipandang cocok dengan visi klub baik di dalam maupun luar lapangan lewat gaya kepemimpinannya.
Pihak Fonseca dan klub dikabarkan telah mencapai kesepakatan awal.
Pengumuman resmi disebut hanya tinggal menunggu waktu saja.
Baca Juga: Kado Perpisahan Manis Toni Kroos: Real Madrid Juara Liga Champions ke-15
Hanya saja penunjukkan Fonseca sebagai juru taktik anyar AC Milan mengundang pro dan kontra.
Salah satunya datang dari jurnalis senior Italia, Franco Ordine.
Dikutip BolaSport.com dari La Gazzetta dello Sport, Franco Ordine memberikan peringatan kepada pihak klub Kota Mode tersebut.
Menurut Ordine, terpilihnya Fonseca bisa mengulangi kesalahan saat AC Milan merekrut Marco Giampaolo.
Kala itu Marco Giampaolo diangkat sebagai pelatih kepala guna mengisi kekosongan yang ditinggal Gennaro Gattuso pada 2019-2020 lalu.
Ia ditunjuk usai menakhodai Sampdoria yang tampil apik di Liga Italia.
Hanya saja karier Giampaolo seumur jagung di San Siro karena ia hanya menjabat sebagai pelatih selama 111 hari.
Baca Juga: Momen Maarten Paes Hampir Cetak Assist untuk FC Dallas, Nyaris Catat Rekor Langka di MLS
I Rossoneri akhirnya mendepak pelatih asal Italia tersebut pada Oktober 2019.
Hal itu tak lepas dari serangkaian hasil buruk di Liga Italia pada awal musim 2019-2020.
Dari 7 laga Liga Italia yang dimainkan, AC Milan hanya mampu meraih 3 kemenangan dengan 4 kekalahan selama ditangani oleh Giampaolo.
Klub yang diakuisis RedBird tersebut harusnya bisa berkaca dari momen pahit tersebut.
"Pergerakan Milan yang dilakukan RedBird mengingatkan kita pada perpindahan Milan ke Elliott bersama Marco Giampaolo," kata Ordine.
"Itu adalah debut duet Boban-Maldini, bahkan disambut dengan baik berkat kepercayaan yang diterima dari kedua manajer di bidang teknis."
"Risikonya adalah mengulangi pengalaman bersama Giampaolo," imbuhnya.
Baca Juga: Tanpa Bantuan Lionel Messi dan Luis Suarez, Inter Miami Menang dan Rebut Puncak Klasemen
Fonseca sendiri masih terikat kontrak dengan Lille hingga Juni 2024.
Pengalamannya di Liga Italia sejatinya sempat dibuktikan dengan mengasuh AS Roma antara 2019 dan 2021.
Sejauh ini juru taktik asal Portugal itu belum pernah menukangi tim-tim elite Eropa.
Kariernya berputar di SC Braga, FC Porto, dan Shakhtar Donetsk.
Bersama Shakhtar, Fonseca menemukan karier terbaiknya dengan memenangkan gelar ganda Liga Ukraina dan Piala Ukraina tiga musim beruntun antara 2016-2017 dan 2018-2019.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | La Gazzetta dello Sport, Sempremilan.com |
Komentar