BOLASPORT.COM - Susah payah masuk Liga Europa, Man United malah terancam 'degradasi' ke UEFA Conference League lantaran benturan dengan regulasi kepemilikan klub.
Man United berhasil memastikan satu tiket tersisa bagi wakil Inggris di babak utama Liga Europa 2024-2025.
Setan Merah meraihnya tepat di ujung perjalanan mereka musim ini pada final Piala FA.
Pasukan Erik ten Hag menjungkirbalikkan prediksi arus utama dengan mengalahkan sang juara Liga Inggris, Man City, di Wembley.
Selembar tiket ke pentas antarklub kelas dua Eropa disertai trofi bergengsi menjadi pelita di tengah kelamnya musim Manchester United.
Posisi finis kedelapan pada klasemen Liga Inggris yang disertai berbagai catatan buruk menyiratkan kesan periode 2023-2024 telah mereka lalui sambil berdarah-darah.
Akan tetapi, ketika hendak menyambut musim baru, United dihadapkan dengan potensi gagal mentas di kompetisi yang mereka perjuangkan susah payah.
Hal itu berkaitan dengan regulasi UEFA soal kepemilikan klub.
Man United kini dikuasai INEOS, grup usaha pimpinan Sir Jim Ratcliffe.
Baca Juga: Antar Man United Juara Piala FA, Erik ten Hag Belum Tahu Kepastian Masa Depannya
Sejak 2019, INEOS juga menguasai saham mayoritas klub Liga Prancis, OGC Nice.
Nice lolos ke Liga Europa 2024-2025 melalui jalur reguler di klasemen Ligue 1.
Aturan UEFA menyatakan bahwa klub yang dimiliki sebuah perusahaan, lembaga, atau individu yang sama, dilarang terjun pada kompetisi yang sama pula di level kontinental.
Sir Jim melalui INEOS merampungkan akuisisi 27,7 persen saham Man United.
Bukan angka mayoritas, tetapi mereka mempunyai kontrol penuh terhadap bidang operasional sepak bola di klub.
INEOS juga berencana menginvestasikan 245 juta pounds tambahan untuk proyek infrastruktur.
Program itu bakal meningkatkan kepemilikan mereka ke angka lebih dari 30 persen.
Angka tersebut melewati limit di bawah 30 persen yang ditentukan UEFA.
Imbasnya bakal terjadi pelanggaran terhadap aturan kepemilikan multiklub tadi.
Kalau benar terwujud, Man United terpaksa harus turun satu level ke pentas antarklub kelas tiga Eropa, UEFA Conference League.
Sesuai regulasi, apabila konflik dualisme kepemilikan terjadi, Nice yang akan tampil di Liga Europa.
Hal ini karena Nice mempunyai posisi finis lebih baik di liga domestik ketimbang United.
Jean-Clair Todibo dkk menempati peringkat kelima di klasemen akhir Ligue 1 2023-2024.
Baca Juga: Selisih 70 M, Gaji Lionel Messi di Inter Miami Lebih Tinggi dari Hadiah Juara Copa America
Demi menghindari sanksi United 'terdegradasi', INEOS harus melakukan perubahan struktural dalam jabatan-jabatan strategis di kedua klub itu.
Telegraph menyatakan INEOS bisa melonggarkan kendalinya di Nice agar lebih fokus mengelola United dan meyakinkan UEFA bahwa mereka relevan dengan peraturan.
Pihak Ratcliffe dkk memiliki waktu hingga Senin (3/6/2024) guna membereskan masalah dualisme kontrol di kedua klub itu.
Tujuannya agar UEFA tetap mengizinkan Man United serta Nice sama-sama mentas di Liga Europa.
"Kami menyadari posisi kedua klub dan sedang berdialog langsung dengan UEFA. Kami yakin memiliki jalan maju untuk musim depan di Eropa," bunyi pernyataan pihak INEOS.
Strategi serupa pernah sukses dilakukan AC Milan dan Toulouse (milik RedBird Capital), serta Aston Villa-Vitoria dan Brighton-Union Saint-Gilloise tahun lalu.
Mereka mengantongi izin tampil di pentas UEFA setelah melakukan perubahan struktur di level manajerial klub dalam naungan entitas yang sama.
Selain Man United dan Nice, kebijakan yang sama akan dihadapi pula oleh Man City dan Girona di Liga Champions.
Sama-sama berada di bawah penguasaan City Football Group, The Citizens dan Gironistes harus memastikan pengelolaan operasional klub dipegang oleh individu yang berbeda demi menghindari potensi konflik kepentingan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Telegraph.co.uk, Mirror.co.uk |
Komentar