Lebih lanjut Marc Fiore memuji pengorbanan Jeka Saragih yang meninggalkan keluarganya di Indonesia agar bisa fokus berlatih.
“Selama tiga tahun belakangan, Jeka lebih banyak bersama saya daripada bersama istri, putra dan bayinya yang baru lahir," kata Fiore.
"Itulah yang merupakan pengorbanan. Jeka adalah inspirasi dalam banyak hal dan dia selalu membuat saya bangga."
"Ada masa depan untuk Jeka dan keluarganya di sini."
"Tetapi untuk mewujudkannya, dia harus berlatih setiap hari, bekerja keras, menangis, tertawa, berkeringat, dan itulah pekerjaan yang harus dilakukan oleh petarung MMA," lanjut sang pelatih.
Jeka Saragih sendiri terus tekun dan giat menyiapkan diri.
Baginya olahraga MMA tidak bisa sekadar siap tetapi juga harus menyiapkan mental serta mengantisipasi teknik-teknik yang akan dikeluarkan lawan.
Menurut Jeka, pengorbanannya saat ini dilakukan demi meraih mimpi dan menjadi juara UFC.
“Kami di sini ada tujuannya yaitu untuk menjadi juara dan bisa membawa nama Indonesia serta mengibarkan Merah Putih di kancah internasional,” kata Jeka Saragih.
Raja UFC, Islam Makhachev, yang baru saja mempertahankan gelar juara kelas ringan setelah mengalahkan Dustin Poirier, turut memberikan pesan dan menyemangati Jeka.
“Petarung pertama UFC dari Indonesia, ini adalah suatu hal yang besar," kata Makhachev.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | MOLA |
Komentar