Lebih-lebih, tahun lalu pasangan independen ini bahkan tidak bisa untuk sekadar mendaftar ke Indonesia Open 2023.
Penyebabnya adalah Peraturan Organisasi No. 15 tahun 2022 dari PBSI tentang pembatasan peringkat pemain sebagai prasyarat untuk mengikuti turnamen internasional.
Teguran dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) kepada PBSI karena kasus skor pertandingan mencolok yang melibatkan wakil Indonesia menjadi penyebab aturan ini ditegakkan.
Makin tinggi level turnamennya, makin tinggi pula peringkat yang harus dicapai bagi pemain non-pelatnas seperti Sabar/Reza untuk bisa ikut serta.
Adapun batas untuk turnamen level World Tour Super 1000 seperti Indonesia Open adalah 40 besar dunia.
Apes, sampai menjelang pendaftaran Indonesia Open 2023 ditutup pada awal Mei tahun lalu, eks Pelatnas itu masih di luar zona, tepatnya di rank 45.
Ironisnya, ada pasangan di bawah Sabar/Reza dari negara lain yang lolos ke babak utama Indonesia Open saat itu.
Sabar/Reza perlahan memperbaiki peringkat. Secercah harapan hadir ketika mereka mendapat sponsor untuk mengikuti tur Eropa pada Maret lalu, pertama sejak keluar dari Pelatnas.
Hasil runner-up, semifinal, dan juara dalam tiga ajang BWF World Tour di Benua Biru mendorong juara Spain Masters itu dari peringkat 48 menjadi 26 dunia.
Perjuangan Sabar/Reza akhirnya berbuah manis dengan semifinal pertama di ajang Super 1000 dan itu terjadi di tanah kelahiran sendiri.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com, PBSI |
Komentar