Namun, setelah itu, dia segera menghampiri net dan berjabat tangan dengan Bagas maupun Fikri untuk menjaga sportivitas mereka.
"Penonton (di Istora) menjadi sangat gila ketika dia (Bagas) memukul shuttlecok yang mengenai kepala saya," kata Astrup usai laga perempat final, dikutip BolaSport.com dari TV2 Sport Denmark.
"Dan saya hanya ingin membuat sedikit keributan di sana, karena saya merasa gim kedua akan pecah," ujar Astrup sambil tersenyum.
Astrup memastikan bahwa dia tidak berniat memancing psikis siapapun.
Semua larut daam adrenalinnya ketika bertanding di lapangan, di hadapan penjuru Istora yang mendukung penuh lawan.
"Itu sekadar untuk menyemangati penonton dan saya sendiri," kata Astrup.
"Agar adrenalinnya bisa naik maksimal. Jadi ya itu seru sekali."
"Saya mencoba membuat suasananya lebih menyenangkan, jadi saya segera bergegas menjabat tangannya dan menunjukkan sportivitas yang baik. Itu sungguh pertandingan yang menyenangkan," jelas Astrup.
Faktanya, Astrup/Rasmussen lebih memiliki imej atau citra yang baik bagi penonton Istora Senayan. Tidak seperti pendahulu mereka, Mathias Boe/Carsten Mogensen yang acap kali memancing psywar jika berjumpa wakil tuan rumah.
Astrup/Rasmussen sendiri punya julukan dari penggemar bulu tangkis, yakni Duo Lawak Denmark karena aksi-aksi mereka di lapangans sering mengundang tawa.
Atau julukan The Daddies cabang Denmark karena keduanya sudah menjadi ayah dan sama-sama menunjukkan permainan apik ketika usia mereka semakin matang. Astrup saat ini berusia 32, sedangkan Rasmussen berusia 35 tahun.
Baca Juga: Rekap Hasil Indonesia Open 2024 - Sabar/Reza Harapan Terakhir Tuan Rumah untuk Berpesta
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | TV2 Sport Denmark |
Komentar