Gestur pasrah mulai ditunjukkan Istora Boy, julukan Antonsen karena empat kali menjalani laga final di Istora.
Salah satu momennya, Antonsen membelakangi Shi sambil membungkukkan badan setelah memberi bola tanggung.
Cuma ada satu poin lagi yang dicetak juara Indonesia Masters dua kali itu hingga game point 20-7 bagi Shi Yu Qi, lalu dua poin hingga berakhirnya gim pertama.
Gim pertama rampung dengan skor telak 21-9 setelah netting dari Shi cuma bisa dibalas Antonsen dengan lob yang melebar.
Momentum berpindah kepada Antonsen pada gim kedua. Semangatnya kembali saat bola-bolanya mulai sering menembus pertahanan Shi hingga memimpin 5-2.
Shi tak mau kalah dengan menekan lebih agresif. Skor disamakan pemain yang baru pekan lalu menang di Singapore Open ini pada 5-5 dan 6-6.
Antonsen menemukan kembali ritmenya.
Dengan pergerakan luwes dan gestur ekspresif yang menjadi ciri khasnya, dia menjauhkan selisih poin untuk unggul 11-8 pada paruh gim kedua.
Antonsen makin percaya diri. Bola-bola netting yang semula menjadi momok diladeninya dengan lebih berani.
Tidak ada celah yang diberikan Antonsen kepada Shi. Gim kedua dimenangi deputi Viktor Axelsen itu dengan skor yang juga menyakinkan 21-12.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar