"Dengan latihan maksimal, saya bisa meraih medali emas Olimpiade Paris 2024."
Shi bahkan akan menduduki peringkat 1 dunia pada Selasa (11/6/2024), menggeser takhta Viktor Axelsen (Denmark) yang absen pada Indonesia Open 2024 karena mengalami cedera.
Sebelum mencapai hasil belum terkalahkan, Shi mendapat hukuman larangan bermain oleh Federasi Bulu Tangkis China (CBA).
Shi mendapat larangan bermain selama satu tahun karena perilaku yang tidak pantas pada Thomas Cup 2020.
Kala itu pada babak semifinal Thomas Cup 2020, China bertemu dengan Jepang, Shi yang dipilih untuk melawan tunggal putra unggulan Kento Momota memilih mundur dan dinilai tidak sportif.
Saat itu, Shi tertinggal pada gim pertama karena kalah dengan skor akhir 20-22, lanjut ke pertandingan di gim kedua dia tertinggal jauh di interval dengan skor 2-11.
Selepas interval skor terus berubah dan menambah perolehan angka bagi Momota menjadi 20-5, pada momen match point tersebut Yuqi memilih untuk mundur dari pertandingan.
Selepas pertandingan Shi justru membuat pernyataan kontroversial dengan menganggap bahwa Momota belum sah menjadi pemenang karena belum mencapai skor 21.
"Ya, jika dia tetap berada di angka 20 itu berarti saya belum kalah," ucap Shi kala itu.
Hal tersebut membuat Federasi Bulu Tangkis China memutuskan untuk menjatuhkan sanksi larangan bertanding kepada Shi selama satu tahun.
Dengan larangan yang dijatuhkan tersebut federasi bulu tangkis China berharap Yuqi bisa berkaca dan memperbaiki sikapnya kedepan.
Perlahan Shi bangkit dan menjadi tungga putra terbaik China.
"Ini membuktikan hasil kerja keras tunggal putra China. Untuk sanksi, hal itu sudah berlalu. Yang penting, tingkatkan level permainan dan fokus ke depan," ucap Shi.
"Kali ini yang terpenting pada Olimpiade percaya pada diri sendiri meski masih ada evaluasi. Setelah pulang ke China, saya akan lakukan evaluasi secepatnya."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar