"Itu adalah trik yang dilakukan semua orang. Akan tetapi, mereka tidak membicarakannya," imbuh sang Juara Dunia delapan kali.
Sikap egois Marquez, bisa juga disebut ambisi tak mau kalah, akhirnya dilanggengkan dengan kesuksesannya memberikan rentetan gelar juara dunia bagi Honda.
Honda kemudian membangun motor RC213V berdasarkan umpan balik dari Marquez. Pendekatan ini berhasil sampai akhirnya sang jagoan cedera panjang dan tak ada penggantinya.
Kepala Tim LCR Honda, Lucio Cecchinello, membeberkan bahwa Marquez membuat perbedaan besar dalam performa di lintasan dengan kemampuannya sendiri.
"Marc punya keunggulan 0,5 detik sebagai pembalap, setengah detik (dari catatan waktunya, red) berasal dari dia," tukas Cecchinello dalam wawancara dengan GPOne.com.
"Kami telah menganalisis datanya selama bertahun-tahun di Honda, dan cara dia melempar motornya untuk memasuki tikungan itu unik."
"Dia 'menyiksa' motornya dan mendapatkan kecepatan saat memasuki tikungan."
Cecchinello melanjutkan bahwa gaya berkendara Marquez menekankan grip pada bagian depan motor untuk bisa meluncur ke tikungan dengan cepat.
Pengaturan ini berbeda dengan motor-motor yang sedang mendominasi kompetisi seperti KTM, Aprilia, dan Ducati sendiri yang memberi beban lebih besar ke bagian belakang.
Pengembangan ban kejuaraan MotoGP oleh Michelin juga lebih fokus dengan grip yang lebih baik pada ban belakang.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, Crash.net, Sport.sky.it |
Komentar