Taufik naik ke podium tertinggi dengan menyingkirkan dua kontestan favorit yaitu Wong Chong Hann (Malaysia) di babak 16 besar lalu Peter Gade (Denmark) di perempat final.
Pemenang emas terakhir Indonesia yakni ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, juga tampil sebagai non-unggulan di Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Apriyani bahkan tergabung dengan unggulan pertama, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, di babak penyisihan grup.
Namun, cedera lutut serius yang dialami Hirota jelang event memberi angin bagi Greysia/Apriyani dan mereka tidak menyia-nyiakannya untuk lolos sebagai juara grup.
Lolos sebagai juara grup, Greysia/Apriyani menang banyak di fase gugur karena berbeda paruh dengan unggulan kedua, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China), yang tidak menemui kendala.
Chen/Jia akhirnya baru dihadapi, dan kalahkan, Greysia/Apriyani di final.
Kisah Greysia/Apriyani juga menginspirasi para pasangan ganda Indonesia yang semuanya berada di luar zona unggulan.
Ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, menempati peringkat ketujuh dan urutan yang sama di antara para pasangan yang lolos ke Paris 2024.
Lalu, Apriyani dan partner barunya, Siti Fadia Silva Ramadhanti, menghuni peringkat kesembilan tetapi ada dua pasangan di atas mereka yang tidak lolos.
Adapun ganda campuran, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari menempati peringkat ke-16 atau ke-13 jika hanya melihat pasangan yang bakal tampil di pesta olahraga sejagat nanti.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar