Sebagai informasi, karakter ini sudah ditunjukkan sejak dirinya masih 'bocah ingusan'.
Musim 2012, di usia 17 tahun, Vinales nekat mogok balapan gegara timnya saat itu, Avintia, tidak memberikan promosi dari Moto3 ke Moto2 dan merahasiakan tawaran dari rival.
Vinales bahkan menyindir timnya sendiri sebagai "tim divisi dua" gegara tidak mampu bersaing dalam perburuan gelar.
Kendati akhirnya minta maaf, tahun berikutnya Vinales pindah ke tim Calvo dan menjadi juara dunia Moto3, gelar juara dunia yang pertama baginya.
Kiprah Vinales di Moto2 juga selesai lebih cepat. Menandatangani kontrak dengan Pons untuk musim 2014-2015, dia cuma bertahan setahun demi mentas di MotoGP bareng Suzuki.
Vinales kembali berulah dengan tim keduanya di MotoGP yaitu Yamaha dengan aksi menarik gas dalam-dalam tanpa memindah persneling di GP Styria 2021.
Kejadiannya berlangsung hanya delapan bulan setelah Vinales meneken kontrak baru berdurasi dua tahun dengan Yamaha. Pada paruh musim dia kemudian pindah ke Aprilia.
Vinales tidak puas dengan dukungan yang diberikan Yamaha. Selain itu dia mulai tertutupi dengan lesatan rekan setim baru saat itu yakni Fabio Quartararo.
Alasan kedua disinyalir mendorong Vinales untuk melakukan hal yang sama di Aprilia.
Aprilia mendatangkan pemuncak klasemen, Jorge Martin, sebagai pengganti Aleix Espargaro yang akan pensiun. Dosa Aprilia berlipat karena Vinales tidak diberi tahu sebelumnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com, Speedweek.com |
Komentar