Pemain berusia 18 tahun itu akan menghadapi lawan tangguh pada laga pamungkas ketika bersua unggulan kedua dari Jepang, Aya Ohori.
Ohori juga merupakan pemain yang memberikan mimpi buruk ke tunggal putri Indoenesia lainnya yakni Gregoria Mariska Tunjung.
Gregoria sudah dua kali dari Ohori dalam dua kesempatan terakhir, termasuk menggagalkan asa meraih medali pada Asian Games 2022 Hangzhou.
"Ini partai final pertama saya di turnamen level super 500. Yang pasti ada rasa senang," kata Ester.
Ester sudah kalah dua kali dalam kesempatan pertemuan sebelumnya yang selalu berlangsung pada turnamen beregu yakni Uber Cup 2020 dan Uber Cup 2024.
Pada pertemuan terakhir, Ester hanya kalah tipis via rubber game dengan skor 21-14, 20-22, 18-21.
Oleh karena itu, Ester akan berupaya keras untuk memberikan yang terbaik di dalam lapangan.
Ester tidak mau berpikir soal hasil akhir, namun yang terpenting bisa bermain bagus lebih dulu.
"Besok di final lawan Ohori sebelumnya waktu di perebutan Piala Uber saya pernah bertemu dia," kata Ester.
"Dari pertemuan tersebut yang pasti saya belajar dan akan berdiskusi dengan pelatih."
"Besok saya tidak akan berpikir soal menang atau kalah, saya akan mencoba memberikan
yang terbaik," ujarnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI.id |
Komentar