Bukan perkara finansial, tetapi lebih kepada sikap mereka saat sedang berada di atas kejayaan.
"Bisa dikatakan mereka telah meremehkan lawan-lawannya. Dan ini yang selalu jadi masalah," tutur Dall'Igna dikutip BolaSport.com dari Motosan.es.
"Jika seseorang ingin mengalahkan lawannya, maka seharusnya dia tidak boleh meremehkannya," tandasnya.
Dall'Igna mencontohkan tentang era kejayaan Honda sebelum ini yang bersama Marc Marquez benar-benar sangat mendominasi kelas MotoGP hampir 10 tahun terakhir.
Menurut pria asal Italia itu, memiliki seorang megabintang kemungkinan membuat Honda sempat lupa diri untuk mewaspadai kebangkitan pabrikan lain.
"Dan memiliki pembalap yang sangat kuat mungkin membuat Anda merasa dia bisa menyelesaikan masalah untuk Anda," kata Dall'Igna.
"Padahal, tidak begitu. Bahkan ketika Anda punya seorang juara, Anda tetap harus terus bekerja keras karena Anda harus memberikan pembalap Anda motor terbaik, mendengarkan semua pembalap Anda."
"(Mereka) sudah menang dan mendominasi selama bertahun-tahun, sehingga sulit berpikir bahwa mungkin mereka punya batas kelemahan ketika menang sebanyak itu," tandasnya.
Dibandingkan Yamaha, Honda terlihat yang paling merana pada MotoGP 2024 kali ini.
Selain karena ditinggalkan Marc Marquez yang pindah ke Gresini, tim berlogo sayap tunggal itu juga sering hanya mencicipi finis paling buncit.
Baik oleh para pembalap tim utama Repsol Honda maupun LCR Honda.
Baca Juga: Sulit Mau seperti Valentino Rossi, Fabio Quartararo Sudah Ancang-ancang Pensiun di Usia Tertentu
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Paddock-GP.com, Motosan.es |
Komentar