Namun, semuanya dibatalkan karena offside dua kali dan satu lagi didahului pelanggaran rekan setim.
Adapun para pelaku blunder yang menyebabkan gol bunuh diri jadi tren di Jerman ialah Klaus Gjasula (Albania, vs Kroasia), Maximilian Woeber (Austria, vs Prancis), Robin Hranac (Rep Ceska, vs Portugal), Antonio Ruediger (Jerman, vs Skotlandia), Riccardo Calafiori (Italia, vs Spanyol), dan teranyar Samet Akaydin (Turki, vs Portugal).
Melihat fakta yang ada, jangan-jangan Euro 2024 memunculkan sosok top scorer tertumpul pada pergelaran Piala Eropa.
Sepanjang sejarah, catatan terminim yang dibukukan seorang top scorer satu edisi Piala Eropa adalah 2 gol.
Kejadian tersebut muncul tiga kali, yakni pada tiga edisi pertama kejuaraan ini.
Pada 1960, top scorer turnamen adalah François Heutte (Prancis), Viktor Ponedelnik dan Valentin Ivanov (Uni Soviet), serta Dražan Jerković dan Milan Galić (Yugoslavia).
Empat tahun berikutnya, raja gol Piala Eropa disandang Jesús María Pereda (Spanyol) serta Ferenc Bene dan Deszö Novák (Hungaria).
Kemudian pada 1968, gelar pemain tersubur disabet Dragan Džajić (Yugoslavia).
Namun, kondisi ini wajar karena turnamen hasil buah pikir Henri Delaunay kala itu masih menerapkan format putaran final langsung ke fase 4 besar.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | UEFA.com |
Komentar