"Sudah tidak terbantahkan lagi bahwa Marc ingin menjadi juara dunia pada 2025," ucap sumber anonim yang bekerja di sekitar sosok berjuluk Alien itu.
Semangat tanpa kompromi dari Marquez bisa dipahami jika mempertimbangkan badai besar yang telah dilaluinya.
Setelah menjadi juara dunia dengan penampilan dominan (12 kemenangan dan 6 podium kedua dari 19 seri) pada 2019, Marquez mengalami cedera parah pada tahun berikutnya.
Keputusan sembrono untuk mengabaikan cedera tulang humerus membuat Marquez harus naik ke meja operasi sebanyak empat kali selama dua tahun dan nyaris pensiun.
Apes, ketika sudah pulih, Marquez mendapati motor Honda tak lagi mumpuni, bahkan untuk 'sekadar' podium. Musim lalu dia cuma melakukannya sekali di hari Minggu.
"Tentunya benar bahwa Marc sangat luar biasa karena dia bisa beradaptasi dengan banyak masalah," ucap Johann Zarco, pembalap baru LCR Honda musim ini.
Zarco telah merasakan sendiri ketertinggalan motor RC213V.
Salah satunya bagamana Honda kesulitan karena arah pengembangan sebelumnya yang memberi prioritas lebih terhadap grip ban depan seperti keinginan Marquez.
Saat Marquez cedera, tidak ada yang bisa mengatasi ketidakseimbangan yang ada. Si Semut dari Cervera pada akhirnya menyerah juga.
"Bahkan dia (Marc) pada akhirnya lelah karena harus terus mengimbanginya. Jadi dia pergi," tutur Zarco menambahkan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar