BOLASPORT.COM - Keputusan Marc Marquez untuk bergabung dengan Ducati masih menyisakan tanda tanya. Salah satunya adalah tentang kelanjutan sponsor pribadinya.
Sejak awal, potensi merapatnya Marc Marquez ke Ducati sedikit diragukan karena bentrok antara sponsor pribadinya dengan sponsor tim Ducati.
Sorotan terbesar tertuju kepada persaingan minuman berenergi, antara Red Bull yang berada di belakang Marquez selama 17 tahun dan Monster Energy yang menyokong Ducati.
Mengutip GPOne.com, masih ada empat sponsor Marquez lain yang terancam pergi karena bersebarangan dengan sponsor Ducati.
Daftarnya adalah Oakley dengan Carrera (kacamata), Allianz dengan UnipoSai (asuransi), Samsung dengan Lenovo (elektronik), dan Estrella Galicia 0,0 dengan Contandi Castaldi (bir/minuman beralkohol).
"Itu sedang didiskusikan," ucap personel tim Ducati tentang perbedaan sponsor tim dengan calon pembalap anyar mereka musim depan.
Ini bukan pertama kalinya Marquez melakukan pengorbanan besar dari segi finansial demi mengejar ambisinya untuk menjadi juara lagi.
Kepindahannya dari Repsol Honda pada musim ini sudah membuat Juara Dunia delapan kali itu kehilangan gaji besar yang ditaksir mencapai 20 juta euro (sekitar 351 miliar rupiah).
Baca Juga: Invasi Akademi Valentino Rossi Komplet di MotoGP, Setiap Pabrikan Kini Telah Menikmati
Bahkan sempat beredar gosip bahwa Marquez tidak digaji di Gresini walau ini sudah dibantah langsung oleh pembalap asal Cervera itu sendiri.
"Sudah tidak terbantahkan lagi bahwa Marc ingin menjadi juara dunia pada 2025," ucap sumber anonim yang bekerja di sekitar sosok berjuluk Alien itu.
Semangat tanpa kompromi dari Marquez bisa dipahami jika mempertimbangkan badai besar yang telah dilaluinya.
Setelah menjadi juara dunia dengan penampilan dominan (12 kemenangan dan 6 podium kedua dari 19 seri) pada 2019, Marquez mengalami cedera parah pada tahun berikutnya.
Keputusan sembrono untuk mengabaikan cedera tulang humerus membuat Marquez harus naik ke meja operasi sebanyak empat kali selama dua tahun dan nyaris pensiun.
Apes, ketika sudah pulih, Marquez mendapati motor Honda tak lagi mumpuni, bahkan untuk 'sekadar' podium. Musim lalu dia cuma melakukannya sekali di hari Minggu.
"Tentunya benar bahwa Marc sangat luar biasa karena dia bisa beradaptasi dengan banyak masalah," ucap Johann Zarco, pembalap baru LCR Honda musim ini.
Zarco telah merasakan sendiri ketertinggalan motor RC213V.
Salah satunya bagamana Honda kesulitan karena arah pengembangan sebelumnya yang memberi prioritas lebih terhadap grip ban depan seperti keinginan Marquez.
Saat Marquez cedera, tidak ada yang bisa mengatasi ketidakseimbangan yang ada. Si Semut dari Cervera pada akhirnya menyerah juga.
"Bahkan dia (Marc) pada akhirnya lelah karena harus terus mengimbanginya. Jadi dia pergi," tutur Zarco menambahkan.
"Dia pasti sudah berpikir bahwa dia tidak bisa kehilangan waktu lebih lama lagi."
Marquez telah berulang tahun yang ke-31 pada 17 Februari lalu. Melihat ke belakang, tidak ada pembalap di era MotoGP yang bisa menjadi juara dunia di usianya.
Rekor juara dunia tertua di MotoGP adalah 30 tahun oleh Valentino Rossi ketika merengkuh titel terakhirnya pada musim 2009.
Marquez sendiri akan berusia 32 tahun saat babak barunya bersama tim pabrikan Ducati dimulai pada musim depan. Akankah?
Baca Juga: Lebih Mewah dari Duet Marquez-Bagnaia, Dani Pedrosa Ungkap Pernah Nyaris Jadi Tandem Valentino Rossi
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar