BOLASPORT.COM - Manajer tim LCR Honda, Lucio Cecchinello, ikut mengomentari keputusan Ducati memboyong Marc Marquez untuk meluaskan daya edar penjualan mereka.
Ducati diyakini lebih condong ke urusan bisnis dengan mendatangkan pembalap yang sudah berusia 31 tahun itu.
Cecchinello menekankan bahwa semua orang juga mengetahui bahwa pembalap yang paling layak menempati kursi di tim utama adalah Jorge Martin.
Namun, perlu diakui bahwa Marquez memang merupakan pembalap yang paling mencuri perhatian untuk sekarang ini pada MotoGP.
Tujuan pabrikan tak semata-mata hanya memburu prestasi dengan berkompetisi di pentas MotoGP.
Selain itu, setiap pabrikan juga harus menjual produksi motor mereka untuk membiayai tim balap MotoGP mereka.
"Saya tidak terlalu terkejut, sudah jelas bahwa semua yang pantas untuk masuk ke Ducati resmi adalah Jorge," kata Cecchinello kepada Motorsport dilansir BolaSport.com.
"Tetapi di sisi lain Anda harus memahami bahwa kita berbicara tentang sebuah pabrik yang harus menjual motor untuk dapat membiayai tim MotoGP-nya," ujarnya.
Baca Juga: MotoGP Belanda 2024 - Waspada Motivasi Membara Martin, Misi Bawa Kabur Nomor 1 Dimulai Lagi
Menurut Cecchinello, Asia menjadi sasaran bagi Ducati untuk menjual motornya yang sejauh ini masih dikuasai pabrikan Jepang yakni Yamaha dan Honda.
Termasuk Indonesia, Ducati tampak mempertimbangkan untuk memperluas daya jual motor mereka ke kawasan negara-negara Asia.
"Jika Anda memiliki pembalap seperti Marc Marquez, yang sangat terkenal di semua pasar, terutama di Asia, maka Anda akan memiliki potensi komersial yang lebih besar," tutur Lucio Cecchinello menjelaskan.
"Jadi, sama sekali tidak mengejutkan saya bahwa Ducati memilih pembalap yang sudah delapan kali menjadi juara dunia."
"Tentunya masa depan lebih banyak tentang Martin, dan jika Ducati terus memiliki motor yang paling kompetitif di grid, mungkin dalam beberapa tahun mereka akan bertemu lagi," katanya."
"Saya pikir keputusan untuk memilih Marquez pasti sangat sulit, tapi pemiliknya, direktur Ducati Claudio Domenicali, pasti sudah membuat perhitungan," ujar manajer LCR Honda yang juga mantan pembalap itu.
Baca Juga: Tanpa Basa-basi, KTM Pastikan Kisah dengan Juara Dunia Moto2 Ini Sudah Tamat
Meskipun Ducati tampaknya sangat kecewa usai harus kehilangan tiga pembalap mudah dan potensial mereka.
Namun, menurut Cecchinello, keputusan ini adalah tanggung jawab dari CEO Ducati itu sendiri yakni Claudio Domenicali.
"Saya yakin Ducati sangat kecewa kehilangan tiga pembalap muda dan berbakat, tapi saya tegaskan bahwa yang bertanggung jawab di sana bukanlah Gigi Dall'Igna, melainkan Domenicali," kata Cecchinello.
"Dan Domenicali melihat bahwa pasar di Eropa sedang mengalami kesulitan, penjualan Ducati di Italia mengalami penurunan tahun ini."
"Manajer pabrik harus menjual motor untuk membayar tagihan. Sisi komersial memiliki pengaruh yang menentukan, tentu saja."
"Marc adalah pembalap top, tidak diragukan lagi, dan bahkan jika Martin adalah masa depan."
"Keputusan harus dibuat dan Marquez bisa menjadi kunci untuk membuka pasar Asia, yang bisa menjadi alternatif untuk pasar Eropa," ujar Cecchinello.
Baca Juga: Klaim Adik Valentino Rossi, Ada Kerja Bagus Repsol Honda Jelang MotoGP Belanda 2024
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar