BOLASPORT.COM - Tersingkirnya Timnas Italia secara memalukan dari Euro 2024 diklaim karena ribuan eksperimen dari Luciano Spalletti yang membuat tim tercerai-berai.
Hal itu disampaikan oleh mantan juru taktik Juventus dan AC Milan, Fabio Capello.
Fabio Capello melihat tidak adanya kualitas yang dimiliki oleh Timnas Italia arahan Luciano Spalletti di dalamnya.
Perubahan taktis dan teknis yang terjadi di tubuh Timnas Italia selama Euro 2024 juga memiliki andil di balik kegagalan tim.
Sebagaimana diketahui Gli Azzurri baru saja tersingkir dari babak 16 besar Euro 2024.
Berstatus sebagai juara bertahan, Italia dihabisi oleh Swiss dengan skor 0-2 pada laga yang berlangsung di Olympiastadion, Berlin, Sabtu (29/6/2024) malam WIB.
Unggul penguasaan bola mencapai 52 persen tidak membuat Gianluigi Donnarumma dkk. bermain efektif.
Baca Juga: Copa America 2024 - Sudah 3 Edisi, Lautaro Martinez 4 Level Lebih Unggul dari Messi
Sebaliknya Swiss mampu memanfaatkan peluang dengan baik dengan lahirnya gol-gol dari Remo Freuler dan Ruben Vargas.
Bagi Italia, kegagalan mereka mempertahankan mahkota juara memperpanjang tren buruk dari petaha di Euro.
Sampai saat ini belum ada yang mampu mematahkan kutukan back-to-back juara sejak edisi 2016.
Di sisi lain, kegagalan Italia juga membuat nama Luciano Spalletti menjadi sasaran amuk dan kritik.
Mantan juru taktik AS Roma dan Napoli tersebut sebelumnya sudah gembar-gembor menyatakan siap membawa skuadnya mempertahankan mahkota juara.
Apa daya perjuangan Italia hanya sampai di babak 16 besar.
Dalam kritikannya, Capello menerangkan bahwa uji coba yang dilakukan oleh Spalletti terkesan membingungkan sampai-sampai disindir hingga ribuan kali.
Pria berusia 78 tahun tersebut juga mengkritisi pemilihan pemain yang dibawa oleh juniornya dalam dunia pelatih itu di Jerman.
"Apakah Anda yakin bahwa tim nasional ini memiliki kualitas?" ucap Capello, dikutip BolaSport.com dari Sky Sport Italia.
"Begitu tim ini sedikit melambatkan kecepatan dan menemukan tim yang memiliki kecepatan normal, tim ini akan mengalami kesulitan besar."
"Permainan telah berubah ribuan kali. Spalletti mengubah permainan ribuan kali."
"Hari ini ada Fagioli di depan empat pemain bertahan yang berada di sana seperti sedang memancing di dalam tong."
"Namun, hal yang paling serius adalah setiap kali kami maju ke depan, kami ditemukan di sisi yang berlawanan dan tidak ada yang menyadarinya. Terlalu banyak kesalahan taktis yang dilakukan."
"Saya melihat tim nasional yang tercerai berai."
Baca Juga: EURO 2024 - Tak Ada Courtois, Camavinga Bersyukur Prancis Vs Belgia Tanpa Perang Real Madrid
"Tidak mungkin di babak kedua kami masih mencoba untuk masuk ke tengah melawan tim yang bertahan dengan lima pemain dan tidak mampu membuka permainan."
"Itu berarti para pemain tidak melihatnya dan tidak mampu melakukannya, dan itulah mengapa mereka mengoper bola sejauh 7-8 meter."
"Saya melihat begitu banyak kebingungan," imbuhnya.
Banyak pihak menilai pemilihan pemain yang dilakukan oleh Spalletti juga tidak masuk akal.
Nama-nama seperti Nicolo Fagioli, Bryan Cristante, Giovanni Di Lorenzo, dan Michael Folorunsho turut dibawa ke Jerman.
Spalletti berani meninggalkan sosok-sosok seperti Manuel Locatelli, Ciro Immobile, dan Matteo Politano, yang dianggap sudah habis.
Selain itu Timnas Italia juga disorot karena formasi yang dipakai selama gelaran Euro 2024 berlangsung.
Baca Juga: EURO 2024 - Timnas Italia Keok, Pelatih Salahkan Inter Milan Terlalu Cepat Jadi Juara
Dalam empat pertandingan mereka telah menerapkan 3 skema yang berbeda.
Saat menghadapi Swiss, Italia menggunakan formasi 4-3-3.
Sementara skema 4-2-3-1 dua kali diterapkan dalam laga melawan Albania dan Spanyol.
Lalu formasi tiga bek sejajar dalam bentuk 3-5-2 diperagakan kala bermain seri 1-1 kontra Kroasia.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Sky Sport Italia, Tuttomercatoweb.it |
Komentar